Upacara Adat Pakant Talunt oleh Suku Dayak Tunjung di Lereng Gunung Eno

Authors

  • Yulian Widya Saputra Universitas Mulawarman
  • Mei Vita Romadon Ningrum Universitas Mulawarman
  • Rahmadi

DOI:

https://doi.org/10.33830/humaya.v1i2.2388.2021

Keywords:

Pakant Talunt, Dayak Tunjung, Gunung Eno

Abstract

Pakant Talunt adalah adat atau kepercayaan masyarakat Dayak Tunjung. Dalam bahasa Dayak Tunjung, pakan berarti memberi makan dan alunt berarti hutan. Pakant Talunt artinya memberi makan hutan. Penelitian ini bertujuan mengungkap nilai dan kearifan budaya lokal masyarakat Dayak Tunjung. Penelitian kualitatif ini menggunakan penelitian eksploratif dengan pendekatan etnografi. Analisis penelitian selanjutnya berpedoman pada analisis etnografi Fielding yang diadopsi lebih sederhana dengan empat tahapan: (1) pengumpulan data, (2) validasi data, (3) analisis data, (4) interpretasi upacara pemberian makan talun oleh orang Dayak Tunjung. Hasil penelitian menunjukkan upacara pemberian makan talunt menggunakan beberapa sesaji berupa makanan seperti tara (lemang), tumpiq, ayam kampung, dan sagon. Sesajen . ini dipersembahkan untuk beberapa hal, yaitu (a) bentuk penghormatan terhadap penjaga hutan yang disebut penuguq talunt, (b) upaya masyarakat Dayak Tunjung menghindari bahaya saat membuka lahan atau mengunjungi tempat wisata yang dalam bahasa Tunjung disebut mogaq talunt, (c) perwujudan pengampunan kepada arwah leluhur atau dalam istilah bahasa setempat disebut tabeq. Dengan demikian, upacara Pakant Talunt memiliki makna bentuk penghormatan, permintaan maaf, dan doa agar terhindar dari segala mara bahaya yang datang dari hutan Gunung Eno.

References

Ariyanto, dkk. (2014). Kearifan Masyarakat Lokal dalam Pengelolaan Hutan di Desa Rano Kecamatan Balaesang Tanjung Kabupaten Donggala. Jurnal Warta Rimba, 2(2), 84-91 http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/WartaRimba/article/download/3618/262 diakses 3 Mei 2021.

Berianto, A. (2013). Makna Upacara Nyangahatn bagi Masyarakat Desa Pahokng, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Skripsi. Universitas Kristen Satya Wacana: Salatiga, (Online) https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3580/8/T1_152009026_Lampiran.pdf diakses 13 Mei 2021.

Creswell, John W. (2012). Educational Research Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and Qualitative Research. Edisi keempat. Boston: Pearson Education.

Darmastuti, Rini dkk. (2012). Literasi Media dan Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Mata Padi Pressindo.

Darmadi, Hamid. (2016). Dayak Asal-usul dan Penyebarannya di Bumi Borneo (1). Jurnal Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 3(2) http://journal.ikippgriptk.ac.id/index.php/sosial/article/downloadSuppFile/376/2 diakses 3 Mei 2021.

Dewi, NIMMK. (2013). Kajian Ragam dan Makna Sesajen pada Upacara Perang Tipat Bantal di Desa Kapal Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung Provinsi Bali. Journal Boga, 2(1), hal 118-126. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-tataboga/article/view/1175/860 diakses 15 Mei 2021.

Fitryarini, Inda dkk. (2014). Model Literasi Media Berbasis Kearifan Lokal pada Suku Dayak Tunjung dan Dayak Benuaq di Kutai Barat. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 17(3). https://media.neliti.com/media/publications/102293-none-b5df2746.pdf diakses 17 Mei 2021.

Kamarusdiana. (2019). Studi Etnografi dalam Kerangka Masyarakat dan Budaya. Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar'i, 6(2), pp.113-128, doi:10.15408/sjsbs.v6i2.10975, http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/salam/article/view/10975/pdf diakses 17 Mei 2021.

Keadaan Hutan Indonesia Bab 1. (2013). Jakarta: WRI Indonesia, https://wriindonesia.org/sites/default/files/keadaan_hutan_bab_1.pdf diakses 17 Mei 2021.

Kuenna. (2015). Simbol dalam Upacara Adat Dayak Ngaju (Symbols ini Ritual Tribe of Dayak Ngaju). Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 5(2), pp. 179 187. doi:10.20527/jbsp.v5i2.3724 https://media.neliti.com/media/publications/76226-ID-none.pdf diakses 17 Mei 2021.

Lipu, Sance. (2010). Analisis Pengaruh Konversi Hutan terhadap Larian Permukaan dan Debit Sungai Bulili, Kabupaten Sigi. Jurnal Media Litbang Sulteng, 3(1), pp. 44-50 https://media.neliti.com/media/publications/150024-ID-analisis-pengaruh-konversi-hutan-terhadap.pdf diakses 17 Mei 2021.

Madonna, EA. (2019). Penerapan Hal Masyarakat Hukum Adat dalam Pengelolaan Hutan di Indonesia. Jurnal Bina Hukum Lingkungan, 3(2). doi:10.24970/jbhl.v3n2.19. http://bhljurnal.or.id/index.php/bhl/article/view/bhl.v3n2.19 diakses tanggal 3 Mei 2021.

Manuaba, IBP et al. (2012). Myth, Indigenous People, and Forest Preservation. Journal Atavisme, 15(2), pp. 235-245 https://core.ac.uk/download/pdf/195164458.pdf diakses 15 Mei 2021.

Mariana, Elia. (2013). Sesaji dalam Ritual Adat Suku Dayak sebagai Inspirasi Penciptaan Lukisan (Skripsi). Universitas Negeri Yogyakarta: Yogyakarta, (Online) http://eprints.uny.ac.id/20604/1/Elia%20Mariana%2008206244027.pdf diakses 12 Mei 2021.

Nafizah, AH. (2018). Nilai Kearifan Lokal dalam Upacara Adat Turun Belang ada Masyarakat Melayu Tamiang (Skripsi). Universitas Sumatera Utara: Medan, (Online) http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11058/140702030.pdf?sequence=1&isAllowed=y diakses 13 Mei 2021.

Pawito. (2008). Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS.

Prayogi, R. Danial, Endang. (2016). Pergeseran Nilai-Nilai Budaya pada Suku Bonai sebagai Civic Culture di Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu, Provinsi Riau. Jurnal Humanika, 23 (1), doi:10.14710/humanika.23.1.61-79, https://media.neliti.com/media/publications/90595-ID-pergeseran-nilai-nilai-budaya-pada-suku.pdf diakses 14 Mei 2021.

Rifai, M. (2019). Etnografi Komunikasi Ritual Tingkeban Neloni dan Mitoni (Studi Etnografi Komunikasi bagi Etnis Jawa di Desa Sumbersuko Kecamatan Gempol kabupaten Pasuruan). Jurnal of Communication, 2(1), https://core.ac.uk/download/pdf/235573798.pdf diakses 23 Maret 2021.

Risdianawati et al. (2015). Sikap Masyarakat terhadap Pelaksanaan Upacara Kelahiran Adat Jawa tahun 2009-2014 (Studi di Desa Bringin Kecaamtan Kauman Kabupaten Ponorogo). Jurnal Agastya, 5(1). http://e- journal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/download/895/807 diakses tanggal 5 Mei 2021.

Setyowati. (2006). Etnografi sebagai Metode Pilihan dalam Penelitian Kualitatif di Keperawatan. Jurnal Keperawatan Indonesia, 10(1), pp. 35-45. doi:10.7454/jki.v10i1.171. http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/download/171/339 diakses 15 Mei 2021.

Soemarwoto, Otto. (1992). Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta: UGM Press.

Ujang Kusnadi Adam. (2019). Sesajen sebagai Nilai Hidup Bermasyarakat di Kampung Cipicung Girang Kota Bandung. Indonesian Journal of Sociology, Education 1(1). https://media.neliti.com/media/publications/328028-sesajen-sebagai-nilai-hidup-bermasyaraka-5a7fa91b.pdf diakses 15 Mei 2021.

Win, P dan Habsari. (2017). Peran Perempuan Dayak Kanayatn dalam Tradisi Upacara Naik Dango (Studi di Desa Padang Pio Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat). Jurnal Agastya, 7(1). https://core.ac.uk/download/pdf/229500456.pdf diakses 17 Mei 2021.

Yusriadi. (2018). Identitas Dayak dan Melayu di Kalimantan Barat. Jurnal Handep, 1(2). https://media.neliti.com/media/publications/292657-identitas-dayak-dan-melayu-di-kalimantan-3b7077ba.pdf diakses 3 Mei 2021.

Yustika, N. (2017). Menggali Simbol-Simbol Perkawinan Adat Suku Dayak Tunjung sebagai Ungkapan dalam Perkawinan Gereja Katolik di Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur (Skripsi). Universitas Sanatha Darma: Yogyakarta. https://repository.usd.ac.id/9367/ diakses 17 mei 2021.

Downloads

Published

2021-12-05

How to Cite

Yulian Widya Saputra, Mei Vita Romadon Ningrum, & Rahmadi. (2021). Upacara Adat Pakant Talunt oleh Suku Dayak Tunjung di Lereng Gunung Eno. Jurnal Humaya: Jurnal Hukum, Humaniora, Masyarakat, Dan Budaya, 1(2), 84–92. https://doi.org/10.33830/humaya.v1i2.2388.2021

Issue

Section

Articles