STATUS KEBERLANJUTAN DIMENSI EKOLOGI BUDIDAYA IKAN PATIN (PANGASIANODON HYPOPHTHALMUS) DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN
Keywords: catfish, ikan patin, keberlanjutan, Kumpeh Ulu, management, pengelolaan, sustainability
Abstract
Kumpeh Ulu District is a minapolitan area in Muaro Jambi Regency with main commodity of catfish. The purpose of this study was to analyze the sustainability status of ecological dimension of catfish culture in the development of minapolitan area. The study sites were some villages Kumpeh Ulu District: Pudak, Kota Karang, and Lopak Alai. The research design used quantitative approach. Data collection was done through questionnaires, interviews, and field observations. The population of this research is fishers in Kumpeh Ulu District, and the respondents are 48 fishers. Respondents were determined randomly (simple random sampling). Data were analysed using multidimensional scaling (MDS) with the Rap-Patin device has been modified from the RAPFISH program. The result of analysis to nine attributes obtained by index value is 55,40 and the most sensitive attribute is aquaculture waste processing. The sustainability status of the resulting ecological dimension is "sufficiently sustainable". Improvement of index value and sustainability status conducted by increasing the capacity of the aquaculture waste treatment.
Kecamatan Kumpeh Ulu merupakan kawasan minapolitan di Kabupaten Muaro Jambi dengan komoditas utama ikan patin. Penelitian ini bertujuan menganalisis status keberlanjutan dimensi ekologi budidaya ikan patin dalam pengembangan kawasan minapolitan. Lokasi penelitian di Desa Pudak, Kota Karang, dan Lopak Alai. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara, dan observasi lapangan. Populasi penelitian adalah pembudidaya di Kecamatan Kumpeh Ulu. Responden ditentukan secara acak (simple random sampling), yang berjumlah 48 orang. Analisis data menggunakan multidimensional scaling (MDS) dengan perangkat Rap-Patin, hasil modifikasi dari program RAPFISH. Hasil analisis terhadap sembilan atribut diperoleh nilai indeks sebesar 55,40 dan atribut yang paling sensitif adalah pengolahan limbah budidaya. Status keberlanjutan dimensi ekologi yang dihasilkan adalah “cukup berkelanjutanâ€. Perbaikan nilai indeks dan status keberlanjutan dilakukan dengan peningkatan kapasitas pengolahan limbah budidaya.
Downloads
References
Abidin, M. Z., Prayitno, S.B., & Soedarsono, P. (2006). Aplikasi teknologi tandon dalam peningkatan produksi tambak polikultur (UB) di Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati. Jurnal Pasir Laut, 11 (2), 1-11.
Bank Indonesia. (2015). Kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Jambi triwulan III 2015. Jambi: Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi. (2015). Laporan tahunan bidang budidaya Provinsi Jambi tahun 2015. Jambi: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi. (2016). Statistik perikanan budidaya Provinsi Jambi tahun 2016. Jambi: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi.
Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi. (2016). Laporan produksi perikanan budidaya Kabupaten Muaro Jambi tahun 2016. Jambi: Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Muaro Jambi.
Effendi, I., Zairin, Jr., & Mulyadi. (2012). Budidaya perikanan. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
FAO. (2009). Ecosystem approach to fisheries and aquaculture: Implementing the FAO code of conduct for responsible fisheries. FAO Regional Office for Asia and the Pacific, Bangkok, Thailand. RAP Publication 2009/11, 48p.
Fauzi, A. dan Anna, S. (2005). Pemodelan sumber daya perikanan dan kelautan untuk analisis kebijakan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hasrat, AS., Haluan, J., & Budiastra, I.K. (2014). Status keberlanjutan pengelolaan perikanan budidaya di pulau-pulau kecil Makassar. Jurnal Manajemen Perikanan dan Kelautan 1(1), 1-14.
Kabata, Z. (1985). Parasites and diseases of fish cultured in the tropics. London: Taylor & Francis Ltd. 4 John St. London.
Kavanagh, P. & Pitcher, T.J. (2004). Implementing microsoft excel software for rapfish: A technique for the rapid appraisal of fisheries status. University of British Columbia, Fisheries Centre Research Reports 12 (2), 75 p.
Marzuki, M., Nurjaya, I.W., Purbayanto, A., Budiharso, S. & Supriyono, E. (2013). Tinjauan dimensi ekonomi keberlanjutan pengelolaan budidaya laut di Teluk Saleh. J. Sosek KP, 8 (2), 157-166.
Nugroho, R.A., Pambudi L.T., Chilmawati, D., & Haditomo, A.H.C. (2012). Aplikasi teknologi aquaponic pada budidaya ikan air tawar untuk optimalisasi kapasitas produksi. Jurnal Saintek Perikanan, 8 (1), 46-51.
Nuryadin, R., Soewardi, K., & Yonvitner. (2015). Pengembangan kawasan pesisir berbasis rumput laut di Kabupaten Sumbawa Barat. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 7 (1), 321-346.
Pitcher, T.J. & Preikshot, D.B. (2001). Rapfish: A rapid appraisal technique to evaluate the sustainability status of fisheries. Fisheries Research, 49(3), 255-270.
Setijaningsih, L. & Suryaningrum, L.H. (2015). Pemanfaatan limbah budidaya ikan lele (Clarias batrachus) untuk ikan nila (Oreochromis niloticus) dengan sistem resirkulasi. Berita Biologi 14 (3), 287-293.
Sitorus, S.W., Anggoro S., & Yulianto, B. (2013). Indeks keberlanjutan ekologi budidaya udang vaname (Litopenaeus vannamei) Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013, ISBN 978-602-17001-1-2: 384-389.
Wibowo, A.B., Anggoro, S., & Yulianto, B. (2015). Status keberlanjutan dimensi ekologi dalam pengembangan kawasan minapolitan berkelanjutan berbasis perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Magelang. Jurnal Saintek Perikanan, 10 (2),107-113.
Widodo, P., Akmal, Syafiudin. (2010). Budidaya ikan patin (Pangasius hypophthalmus) pada lahan marjinal di Kabupaten Pulang Pisau Povinsi Kalimantan Tengah. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2010, 49-60.