PEMBERDAYAAN POLITIK MELALUI PEMBERDAYAAN EKONOMI: TIKAR PURUN IDENTITAS UPACARA ADAT MARGA BUAY PEMUKA BANGSA RAJA

Authors

  • Meita Istianda Universitas Terbuka
  • Redi Pirmansyah Universitas Terbuka

DOI:

https://doi.org/10.33830/diseminasiabdimas.v5i1.5043

Abstract

Purun (Lepironia Articulata) is not just a mat, but can be meaningful as an economic and political force. As
an economic power, because it will drive the people's economy, if the value or benefits can be diversified
into other forms, which have a higher selling value. As a political force, because it is able to unite the
community in a mutual cooperation activity where social interaction and communication of citizens occurs.
Purun which is still needed as a tool for traditional ceremonies, is currently on the verge of extinction,
because economically purun is considered unable to improve the community's economy. This community
service program aims to increase the benefit value and selling value of purun from just mats, to products
that are more in line with community needs and have high selling value. The community service method is
a workshop, with the aim of transforming the knowledge and skills of the people of Dusun 2, Muncak Kabau,
Buay Pemuka Bangsa Raja, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Workshops are assumed to be
an effective method for transferring knowledge and skills.
Key words: purun, economic empowerment, political empowerment
ABSTRAK
Purun bukan sekedar tikar, tetapi dapat bermakna sebagai kekuatan ekonomi maupun politik. Sebagai
kekuatan ekonomi, karena ia akan menggerakkan perekonomian warga apabila nilai atau
kemanfaatannya mampu didiversifikasi dalam bentuk lain yang lebih berdaya jual tinggi. Sebagai
kekuatan politik, karena ia mampu menyatukan warga dalam satu kegiatan gotong royong bersama di
mana interaksi dan komunikasi sosial warga terjadi. Purun yang tetap dibutuhkan sebagai salah satu
alat untuk upacara adat, di ambang kepunahan, karena secara ekonomi tidak mampu memberdayakan
masyarakat. Pengabdian masyarakat yang coba digagas ini bertujuan untuk meningkatkan nilai
manfaat dan nilai jual purun dari sekedar tikar, menjadi produk yang lebih sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan bernilai jual tinggi. Metode pengabdian masyarakat dilakukan dalam bentuk workshop
(pelatihan) yang diharapkan akan terjadi transformasi pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat
(warga) Dusun 2, Desa Muncak Kabau, Kecamatan Buay Pemuka Bangsa Raja. Workshop diasumsikan
sebagai metode yang efektif untuk melaksanakan transfer pengetahuan maupun keterampilan.

References

http://repository.radenfatah.ac.id/9548/1/MEIYANTI.pdf

https://sibernas.com/2019/01/24/menjaga-kelestarian-tikar-purun-kebudayaan-asli-masyarakatpedamaran-oki/

http://repository.uin-suska.ac.id/4182/3/BAB%20II....pdf.

https://www.mongabay.co.id/2016/09/07/tikar-purun-kearifan-masyarakat-pedamaran-menjagalahan-gambut/

Prastia, Raya. 2018. Pemerolehan Keterampilan Menganyam Tikar Purun Ibu-Ibu di

Desa Pedamaran 1 Kecamatan Pedamaran Kabupaten Ogan Komering Ilir. Skripsi. FKIP.

Unsri.

Ria, F. 2012. Kerajinan Anyaman Tikar Bidai di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten

Landak Kalimantan Barat. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Jurusan

Pendidikan Seni Rupa. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Yogyakarta.

Wijaya, Taufik. 2017. Perajin Perigi Talang Nangka "Lelah" Membuat Tikar Purun,

Mengapa? Diakses dari https://www.mongabay.co.id/2017/10/24/perajin-perigi-talangnangka-lelah-membuat-tikar-purun-mengapa/ pada 24 Desember 202

Downloads

Published

2023-03-29

Issue

Section

Articles