PENGUJIAN ISOLAT MIKORIZA ARBUSKULA (GLOMUS GEOSPORUM) PADA TANAMAN MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.)
Keywords: cucumber, glomus geosporum, isolat, isolate, mentimun, mikoriza, mycorrhizae
Abstract
The use of arbuscular mycorrhizal (MA) in various studies proves that it can save up to 50% fertilizer because the MA can help absorpt nutrients, especially P. In addition, the MA can help plant resistance, pest attacks and can help plants cope with extreme circumstances, such as drought, high salinity, toxic materials and heavy metals. The study aimed to test the potential of arbuscular Mycorrhizal isolates (Glomus geosporum) in cucumbers. The test of its potentials is still in the early stages of laboratory scales due to the limitation of producing the isolates. The test parameters were as follows: the number of leaves, the number of male and female flowers, fruit length, fruit diameters and fruit weights. The results showed that mycorrhizal (Glomus geosporum) being tested + 50% NPK, compared with mycorrhizae from a proven institution + 50% of the recommended NPK fertilizers (NPK 100%), have no significant differences in all parameters. As a result of this, Isolates Glomus geosporum can save less than 50% of the recommended NPK in cucumber crop (Cucumis sativus L.). This therefore has a potential to be field-tested involving other plants.
Penggunaan mikoriza arbuskula (MA) dalam berbagai penelitian sudah terbukti dapat menghemat pupuk sampai 50%, karena MA dapat membantu penyerapan unsur hara terutama P. Selain itu, MA dapat membantu resistensi tanaman, serangan hama penyakit dan dapat membantu tanaman mengatasi keadaan ekstrim, seperti kekeringan, salinitas tinggi, bahan toksik dan logam berat. Penelitian ini bertujuan menguji potensi isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) pada tanaman mentimun. Pengujian isolat Mikoriza arbuskula (Glomusgeosporum) masih dalam taraf skala laboratorium, karena keterbatasan isolat yang dihasilkan. Parameter yang diuji adalah jumlah daun, jumlah bunga jantan dan betina, panjang buah, diameter buah, dan bobot buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikoriza (Glomusgeosporum) yang diuji + 50% NPK dibandingkan dengan mikoriza dari suatu institusi yang telah teruji + 50% NPK dan pupuk yang direkomendasikan (NPK 100%), terlihat tidak berbeda nyata pada semua parameter. Dengan demikian, Isolat Glomusgeosporum dapat menghemat pupuk NPK sampai 50% dari NPK yang dianjurkan pada tanaman Mentimun (Cucumissativus L.), sehingga cukup berpotensi untuk diuji pada skala lapangan bagi tanaman mentimun.
Downloads
References
Almeida RT and Schenck NC. (1990). A revision of the genus Sclerocystis (Glomaceae, Glomales). Mycologia 82, 703-714.
Anas, I. (1997). Bioteknologi Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Fitriatin, B.N., M.R. Setiawati & A. Nurbaity. (2002). Pengaruh aplikasi cendawan mikoriza arbuskula pada berbagai dosis dan jenis pupuk organik terhadap komunitas mikroba di rizosfir, serapan p, pertumbuhan dan hasil kedelai pada ultisols. Laporan Penelitian. Bandung: Universitas Padjajaran
Hajiboland R., N Aliasgarzadeh., SF. Laiegh and C. Poschenrieder. (2010). Colonitation with arbuscular mycorrhizal fungi improves salinity tolerance of tomato (Solanum lycopersicum L.) Plants. Plant Soil 331, 313-327.
Hapsoh. (2008). Pemanfaatan fungi mikoriza arbuskula pada budidaya kedelai di lahan kering. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Budidaya Pertanian pada Fakultas Pertanian, diucapkan di Hadapan Rapat Terbuka Universitas Sumatera Utara Gelanggang Mahasiswa Medan: Univerisitas Sumatera Utara.
Hatimi A. (1999). Effect of salinity on the association between root symbionts and acasiacyanophylla Lindl.: growth and nutrition. Plant and Soil 216, 93-101.
Hermawati, Tiur. (2007). Pengaruh pemberian kompos sampah kota terhadap hasil tanaman mentimun (Cucumis Sativus L.). Jurnal agronomi 11(1), 23-25.
Khalil HA., AM. Eissaa, Samy M. El-Shazlya and Amal M.Aboul Nasr. (2011). Improved growth of salinity-stressed citrus after inoculation with mycorrizal fungi. Scientia Horticulturae 130, 624-632.
Morton JB and Benny GL. (1990). Revised classification of arbuscular mycorrhizal fungi (zygomycetes): a new order, glomales, two new suborders, glomineae and gigasporineae, and two new families, acaulosporaceae and gigasporaceae, with an emendation of glomaceae. Mycotaxon 37, 471-491.
Morton JB and Redecker D. (2001). Two new families of glomales, archaeosporaceae and paraglomaceae, with two new genera archaeospora and paraglomus, based on concordant molecular and morphological characters. Mycologia 93(1), 181-195.
Noverina, A. (2008). Mentimun, si dingin dengan 1001 manfaat. Jakarta: Majalah Nirmala, 38-41.
Permentan Nomor: 70/Permentan/Sr.140/10 /2011. Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati Dan Pembenah Tanah.
Porras-Soriano A, Soriano-Martin ML, Porras-Piedra A and Azcon R. (2009). Arbuscular mycorrhizal fungi increased growth, nutrient up take and tolerance to salinity in olive trees under nursery condition. J Plant Physiol. 2, 1-10
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian. (2012). Statistik Konsumsi Pangan Tahun 2012.
Puspitasari, RT. Nampiah, S. Kramadibrata, K. Setiadi, D. (2006). Keanekaragaman cendawan mikoriza arbuskula (fma) di hutan pantai Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat. Seminar Nasional Asosiasi Mikoriza Indonesia, Bogor.
Puspitasari, RT. Nampiah, S. Kramadibrata, K. Setiadi, D. (2011). Perbandingan jenis spora dan kolonisasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) di lapangan, Biakan pot dan tanaman anakan. Seminar kerjasama AMI Pusat, UNILA dan SEAMEO BIOTROP, di Lampung.
Puspitasari, RT. Nampiah, S. Kramadibrata, K. Setiadi, D. (2009). Identifikasi fungi mikoriza arbuskula (FMA) asal hutan pantai Ujung Genteng, Sukabumi, Jawa Barat. Prosiding cakrawala pemikiran teori evolusi dewasa ini, Seminar Nasional, Salatiga.
Puspitasari, RT.Nampiah, S. Kramadibrata, K. Setiadi, D.(2013). Simbiosis fungi mikoriza arbuskula (FMA ) dengan berbagai tumbuhan di hutan pantai Ujung Genteng, Sukabumi. Seminar Nasional, Universitas Terbuka, 18 November 2013, di Tangerang Selatan.
Sastrahidayat, IK. (2000). Aplikasi mikoriza vesikula arbuskular pada berbagai jenis tanaman pertanian di Jawa Timur.
Schenk NC and Perez Y. (1990). Manual for identification of VA mycorrhizal fungi. Ed ke 3. INVAM. University of Florida. Gainesville, 286.
Schüßler A, Schwarzott D, Walker C. (2001). A new fungal phylum, the Glomeromycota: phylogeny and evolution. Mycol Res 105, 1413-1421
Smith, S.E. and D. J. Read. (2008). Mycorrhizal symbiosis. London: Academic Press.
Sumiahadi, A. (2011). Respon pertumbuhan dan produksi tanaman mentimun (Cucumis sativus l.) terhadap pemberian berbagai macam pupuk organik cair. Skripsi. Jakarta : Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Susetya, Darma. (2013). Panduan lengkap membuat pupuk organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Sutedjo, M. M. (2008). Pupuk dan cara pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta
Widiastuti, H., D. Taniwiryono dan Suharyanto. (2011). Miza plus pupuk hayati terpadu (Pamflet). Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia. Bogor.