PENERAPAN METODE COKRIGING UNTUK MENGESTIMASI JUMLAH ZAT PADAT TERLARUT PADA AIR DI PERMUKIMAN KOTA PONTIANAK
Keywords: Spasial, semivariogram, kriging, Sistem Informasi Geografis, spatial, Geographic Information Systems
Abstract
The aim of this study is to apply cokriging method in estimating solid substance from water sample in the city of Pontianak. Cokriging is a method to estimate a variable using cross correlation among severa variables. The sample is water from 41 location in housing areas in Pontianak. Measurement of dissolved solid substance level and colors in a laboratory. Based on the result, a theoretical semivariogram model is developed of dissolved solid substance level and spherical model for color. Cross semivariogram model between content of dissolved solid substance and coloris spherical model. The study also showed estimation value of dissolved solid substance for ten new location in housing area of Pontianak city which are not studied previously. The estimation showed that the largest dissolved solid sbubstance is 155,4 mg/L and the smallest is 11,7 mg/L. A visualization of the locations are shown in a map by Geographical Information System.
Metode cokriging adalah metode yang digunakan untuk mengestimasi suatu variabel dengan dengan memanfaatkan korelasi silang antara beberapa variabel. Penelitan ini bertujuan untuk mengaplikasikan metode cokriging dalam mengestimasi kandungan jumlah zat padat terlarut dari kandungan warna air di kawasan permukiman Kota Pontianak. Data yang digunakan adalah sampel air dari 41 lokasi di kawasan permukiman Kota Pontianak. Setiap sampel air dilakukan pengukuran nilai jumlah zat padat terlarut dan warna di laboratorium. Hasil analisis diperoleh model semivariogram teoritis untuk jumlah zat padat terlarut yang digunakan adalah model eksponensial, sedangkan untuk warna adalah model spherical. Model cross semivariogram antara jumlah zat padat terlarut dan warna yang digunakan adalah model spherical. Selanjutnya diperoleh nilai estimasi dari jumlah zat padat terlarut untuk sepuluh titik lokasi baru di kawasan permukiman Kota Pontianak yang belum tersampel. Hasil estimasi menunjukkan nilai jumlah zat padat terlarut terbesar sebesar 155,4 mg/L dan terkecil di parit sebesar 11,7 mg/L. Titik-titik lokasi divisualisasikan dalam bentuk peta melalui Sistem Informasi Geografis.
Downloads
References
Armstrong, M. (1998). Basic Linear Geostatistics. Berlin: Springer.
Cressie, N. (2015). Statistics for Spatial Data. Revised Edition. New York.: John Wiley& Sons Inc.
Debataraja, N. N., Kusnandar, D., & Nusantara , R. W. (2018). Identifikasi Lokasi Sebaran Pencemaran Air di Kawasan Permukiman Kota Pontianak. Jurnal Matematika, Statistika, dan Komputasi, 15(1), 37-41.
Isaaks, H,E & Srivastava, R. (1989). Applied Geostatistics. New York: Oxford University Press.
Republik Indonesia. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus per Aqua dan Pemandian Umum. Jakarta: Sekretariat Negara.
Wackernagel, H. (1995). Multivariate Geostatistic: an Introduction with Applications. New York: Springer.