KEMAMPUAN PENYERAPAN TIMBAL (PB) PADA BEBERAPA KULTIVAR TANAMAN PURING (CODIAEUM VARIEGATUM)
Keywords: Puring, timbal (Pb), pucuk, daun, batang, pendar sinar-X
Abstract
This study aims to determine the content of heavy metal lead (Pb) accumulated in shoots, leaves, and stems croton plant, as well as the effectiveness of 18 cultivars of the croton plant in accumulating Pb in the air of Housing Batan Indah, Serpong, South Tangerang. Sampling is purposive sampling point at 2 locations/stations on the street/block F, G, H, I, J, K, L, M, and N (9 street/block). Each block consists of the first point, namely the location of the dense traffic (approximately 50 m from the highway) and the second point, namely the quiet location of traffic (approximately 250 m from the highway). There are 18 samples, each of which consists of shoots, leaves, and stems of plants croton. Pb concentrate is analyzed by X-Ray Fluorescence X-MET 510 methods. The results showed that croton plant Pb uptake in dense traffic locations higher (shoots: 18.78 µg/g; leaf: 26.89 µg/g, and rods: 102.15 µg/g) compared with the quiet location of traffic (shoots: 13.93 µg/g; leaves: 21.07 µg/g, and rods: 68.43 µg/g). Number of croton cultivars found is 13 cultivars. The best of Pb absorber is stems (220.67 µg/g), from Pictum Spot cultivar that have small leaves. The best Pb absorber to shoots (26 µg/g) and leaves (44.33 µg/g) is from Malang apple cultivar. Both cultivars are located in dense traffic location
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat timbal (Pb) yang terakumulasi pada pucuk, daun, dan batang tanaman puring, dan kemampuan 18 kultivar tanaman jalan puring dalam mengakumulasi Pb dari udara di lingkungan Perumahan Batan Indah, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan. Pengambilan sampel bersifat purposive sampling pada 2 titik lokasi pada jalan F, G, H, I, J, K, L, M, dan N (9 jalan). Masing-masing terdiri atas titik pertama, yaitu lokasi yang padat lalu lintas (sekitar 50 m dari jalan raya) dan titik ke-dua, yaitu lokasi yang relatif sepi lalu lintas (sekitar 250 m dari jalan raya). Sehingga terdapat 18 sampel yang masing-masing terdiri atas pucuk, daun, dan batang tanaman puring. Penetapan kadar Pb dilakukan dengan menggunakan metode spektrometri pendar Sinar-X, dan dilanjutkan penentuan kandungan Pb dengan teknik kurva kalibrasi. Hasil penelitian menunjukkan penyerapan Pb tanaman puring pada lokasi padat lalu lintas lebih tinggi (pucuk: 18.78 µg/gr; daun: 26.89 µg/gr; dan batang: 102.15 µg/gr) dibandingkan dengan lokasi yang sepi lalu lintas (pucuk: 13.93 µg/gr; daun: 21.07 µg/gr; dan batang: 68.43 µg/gr). Jumlah kultivar puring yang ditemukan berdasarkan identifikasi adalah13 kultivar. Bagian tanaman penyerap Pb paling baik adalah batang (220.67µg/gr), yaitu dari kultivar Pictum Spot yang berada di lokasi yang padat lalu lintas. Penyerap Pb yang terbaik pada pucuk (26 µg/gr) dan daun (44.33µg/gr) adalah dari kultivar Apel Malang.
Downloads
References
Antari, R.J & Sundra, I.K.. (2009). Kandungan timah hitam (plumbum) pada tanaman peneduh jalan di kota Denpasar. Denpasar: Jurusan FMIPA-UNUD.
Fukuara dalam Lubis, E.& H. Suseno. (2002). Penyerapan timbal oleh tanaman berakar gantung. Jakarta: Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif (P2PLR).
Hamidah. (1980). Keracunan yang disebabkan oleh timah hitam. Jakarta: Pewarta Oseana.
Heri. (2008). Puring dan keunikannya. Diambil tanggal 17 Januari 2009 dari: http://tamanbunganet.wordspress.com..
Inayah, S.N, T. Las, & E.Yunita. (2010). Kandungan Pb pada daun Angsana (Pterocarpus indica) dan rumput Gajah Mini (Axonopus sp.) di jalan protokol kota Tangerang. Jurnal Valensi, 2 (1): 340-346.
Kadir, A. (2010). Puring. Yogyakarta: Andi Offset.
Kusuma, A.W. (2014). Penggunaan tumbuhan sebagai bioindikator dalam pemantauan pencemaran udara. Surabaya: Program Pasca Sarjana (S2) Jurusan Teknik Lingkungan. Institut Teknologi Surabaya. Diambil tanggal 14 November tahun 2014 dari: http://digilib.its.ac.id/penggunaan-tumbuhan-sebagai-bioindikator-dalam-pemantauan-pencemaran-udara-17195.html.
Min, B.C, K.O.Hor, & O.Y.C.Lin. (2003). 1001 Garden Plants in Singapore. Singapore: National Parks.
PUSARPEDAL/DEMS. (2004). Hasil kajian dampak pencemaran udara berdasarkan pengukuran sampel darah 230 murid SD di kawasan Serpong, Tangerang, dan DKI. Diambil tanggal 17 Januari 2009 dari: http://www.kpbb.org/makalahind/hasilpengukuranTSPdanlogamberat.pdf.
Parsa, K. (2001). Penentuan kandungan Pb dan penyebaran di dalam tanah pertanian di sekitar jalan raya Kemenuh, Gianyar. Denpasar: FMIPA Kimia. Universitas Udayana.
Rahman. (2008). Laporan penelitian UII. Daun tanaman puring efektif serap timbal. Diambil tanggal 17 Januari 2009 dari: http://langitlangit.com.
Rangkuti, M.N.S. (2003). Kandungan logam berat timbal dalam daun dan kulit kayu tanaman kayu manis (Cinnamomum burmani BI) pada sisi kiri jalan tol Jagorawi. Jurnal BioSMART, 6(2): 143-146.
Siregar, E.B.M. (2005). Pencemaran udara, respon tanaman dan pengaruhnya pada manusia. Fakultas Pertanian. USU. Diambil tanggal 27 Oktober 2014 dari: Repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1095/3/05001255.pdf.txt.
Siringoringo, H.H. (2000). Kemampuan beberapa jenis tanaman hutan kota dalam menjerap partikel timbal. Buletin Penelitian Hutan, 62 (2): 1-16.
Stearn, W.T. (1992). Botanical garden. history, grammar syntax, terminology and vocabulary. Eds 4. Devon: David & Charles Publishers
Sunaryo, W.L.R. Kusmadji, Djalil, A., Nurdi, E., Whardana, W., & Idil, I. (1991). Tumbuhan sebagai bioindikator pencemaran udara oleh timbal. Proseding Seminar Hasil Penelitian Perguruan Tinggi Jakarta: Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Depdikbud.
Widagdo, S. (2005). Tanaman elemen landskap sebagai biofilter untuk mereduksi polusi timbal (Pb) di udara. Bogor: Makalah Program PascaSarjana (S3). Institut Pertanian Bogor.
Copyright (c) 2015 Jurnal Matematika Sains dan Teknologi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.