PEMANFAATAN INOKULAN AIR LIMBAH CUCIAN BERAS SEBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN SEDAP MALAM
Keywords: air limbah cucian beras, inoculant, inokulan, organic fertilizer, pupuk organik, waste water of rice
Abstract
Tuberose flower has advantages in color, fragrance, and the flowers are unique pieces. Excessive use of chemical fertilizers and continuously cause an imbalance of nutrients and soil structure, effect on the agricultural land. The use of organic fertilizers can be the solution. This study aims to determine the effectiveness of inoculants are tested on waste water of rice as an organic fertilizer on tuberose flower. The experiment was conducted for September 2014 to January 2015. Theexperiment used randomized complete block design (RCBD) with five treatments, ie: inoculant I (3 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 %; inoculant I + inorganic fertilizers 25 % ; inoculant II (2 bacteria and 2 yeast) + inorganic fertilizer 50 % , inoculant II + inorganic fertilizer 25 %, and inorganic fertilizer 100 %/control (5 g NPK + 5 g NPS). The parameters observed were flowering time, flower stem length, number of florets per panicle, the diameter of the flower stalk, harvest time, and the amount of harvest. The results showed that gave inoculants on waste water of rice are non significant for all treatments. From the result inoculant II + inorganic fertilizers 25 % tend to better and benefit than others.
Bunga sedap malam memiliki kelebihan pada warna, keharumannya, dan utas bunganya yang unik. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan dan terus menerus menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan kesehatan tanah, yang nantinya akan berefek pada lahan dan tanaman. Penggunaan pupuk organik menjadi solusinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas inokulan yang teruji pada air limbah cucian beras sebagai pupuk organik pada tanaman sedap malam. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai bulan Januari 2015. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan lima perlakuan, yaitu Inokulan I (3 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan I + pupuk anorganik 25%, Inokulan II (2 Bakteri + 2 Khamir) + pupuk anorganik 50%, Inokulan II + pupuk anorganik 25%, kontrol /pupuk anorganik 100%(5 g NPK dan 5 g Pupuk Majemuk NPS). Parameter yang diamati adalah waktu berbunga, panjang tangkai bunga, jumlah kuntum per malai, diameter tangkai bunga, waktu panen, dan jumlah panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian inokulan pada air limbah cucian beras tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap semua perlakuan. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan Inokulan II + pupuk anorganik 25% cenderung lebih baik dan menguntungkan dari perlakuan lainnya.
Downloads
References
Badan Pusat Statistik. (2014). Statistik tanaman hias. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Campbell, NA & JB Reece. (2008). Biologi, edisi kedelapan, Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Elfarisna. (2003). Penggunaan air limbah cucian beras sebagai pupuk organik anggrek dendrobium sp pada fase generatif. Jurnal penelitian universitas muhammadiyah Jakarta, vol. 9(1). Jakarta: UMJ.
Elfarisna. Puspitasari, R.T., & Mirdani, M. (2013). Kombinasi penggunan berbagai dosis air limbah cucian beras dengan miza plus terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai edamame (Glycine max (L) Merril). Prosiding seminar nasional hasil penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian. Malang: Balitkabi Malang.
Elisa. (2014). Kualitas dan produksi, diambil dari http://elisa.ugm.ac.id/11 kualitas dan produksi bunga.
Hadwani, M. (2014). Integrated nutrient management in ratoon tuberose. Germany: LAP LAMBERT Academi Publishing.
Irwansyah. (2004). Pengaruh air limbah cucian beras terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman bayam (Amarantus tricolor L). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Lingga, P & Marsono. (2013). Petunjuk penggunaan pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.
Mucharam, I. (2004). Pengaruh dosis air limbah cucian beras sebagai pupuk organik pada tanaman selada (Lactuca sativa L). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Munawar, A. (2011). Kesuburan tanah dan nutrisi tanaman. Bogor: IPB Press.
Puspitasari, R.T.(2003). Fermentasi alamai limbah cucian air beras sebagai pupuk hayati anggrek dendrobuim sp. Pada fase vegetatif. Prosiding simposium nasional dan kongres PERAGI VIII. Bandar Lampung.
Simanungkalit, RDM. (2006). Pupuk organik dan pupuk hayati. Balai besar litbang sumberdaya lahan pertanian badan penelitian dan pengembangan pertanian. Diakses pada tanggal 25 Desember 2014 http://www.academia.edu/3077297/ pupuk_ organik_dan_pupuk_hayati.
Soedjais, Z. (2010). Subsidi pupuk anorganik dan pertanian organik di Indonesia. Jogjakarta: Sekolah Pascasarjana UGM.
Subowo, G. (2014). Pemberdayaan organisme tanah untuk pertanian ramah lingkungan. Badan penelitian dan pengembangan pertanian. Bogor: IAARD Press.
Suryati, Y. (2005). Respon tanaman anggrek (Phalaenopsis sp.) Terhadap frekuensi pemberian air limbah cucian beras. Dalam prosiding seminar ilmiah komunikasi hasil- hasil penelitian “Pengembangan pertanian berkelanjutan berbasis penerapan prinsip prinsip hayatiâ€. Jurusan agronomi fakultas pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Susetya, D. (2013). Panduan lengkap membuat pupuk organik. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Tejasarwana, R.,A, & Sutater T. (2001). Pengaruh media tanam dan formula nutrisi terhadap hasil dan kualitas bunga mawar potong. Jurnal Hortikultura, vol.11(3). Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.
Tejasarwana, R.,A, Wasito, A, & Prasetio, R.W. (2004). Peangaruh ukuran umbi dan umur simpan bibit terhadap produktivitas tanaman sedap malam. Jurnal Hortikultura, vol.14 (Edisi Khusus). Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.