PENGARUH BAHAN ORGANIK DAN TRACE ELEMENTS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KANDUNGAN GULA TANAMAN STEVIA (STEVIA REBAUDIANA BERTONI M.)
Keywords: .
Abstract
The aims of research was to study the effect of organic material and trace elements added on growth and sugar content of Stevia rebaudiana. The research was designed using Complete Random Design (CRD) consist of 20 factors with 3 repeats. The factors given consist of combination of 0, 0,5, 1, and 1,5 kg of organic material, 0, 25, and 50 ppm of trace elements, and spraying time, unsprayed, sprayed once every 3 days, and sprayed once every 6 days, respectively. Observed variable includes plant height, number of leaves, fresh and dry weight of root and stem. The observation was conducted every 4 days, started from 1 week after planting up to harvest. Observation of fresh and dry weight of root and stem was conducted upon harvesting. The result indicated that application of organic material have significant influence on plant height, number of leaves, fresh and dry weight of root and stem. Concentration of trace elements showed significant influence on plant height, number of leaves, and stem fresh weight, but didnt influence on stem dry weight and fresh and dry weight of root. Spraying time of trace elements had significant influence on number of leaves, fresh and dry weight of stem and root fresh weight, but didnt show significant influence on plant height and root dry weight. The content of stevia sugar using treatment applications with organic material and trace elements was higher compared to control.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian bahan organik dan unsur trace elements terhadap pertumbuhan dan kandungan gula stevia pada tanaman Stevia rebaudiana Bertoni M. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 20 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah kombinasi bahan organik dengan dosis 0 kg, 0,5 kg, 1 kg, dan 1,5 kg, trace elements (dosis 0 ppm, 25 ppm, dan 50 ppm), dan waktu penyemprotan (tanpa disemprot, disemprot 3 hari sekali, dan disemprot 6 hari sekali). Peubah yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah dan kering akar, serta bobot basah dan kering tajuk. Pengamatan dilakukan 4 hari sekali dimulai sejak tanaman berumur 1 minggu setelah tanam sampai panen. Pengamatan bobot kering tajuk dan akar dilakukan satu kali pada saat pemanenan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompos berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, bobot basah tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar, dan bobot kering akar. Konsentrasi trace elements berpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, dan bobot basah tajuk. Sedangkan pada bobot kering tajuk dan bobot basah dan kering akar tidak berpengaruh nyata. Waktu penyemprotan trace elements berpengaruh nyata pada jumlah daun, bobot basah dan kering tajuk, dan bobot basah akar. Untuk tinggi tanaman dan bobot kering akar tidak berpengaruh nyata. Kandungan gula stevia pada tanaman stevia dengan perlakuan kombinasi bahan organik dan trace elements lebih tinggi daripada kontrol.
Downloads
References
Atmawinata, O., Darnoko, & Purwadaria, H.K. (1987). Karakteristik pengeringan daun stevia. Menara Perkebunan. 55 (2), 19-24.
Cunningham, H.G. (1972). Trends in the use of micronutriens. Micronutriens in Agriculture, 419-430.
Darnoko & Atmawinata, O. (1984). Ekstraksi gula stevia. Menara Perkebunan, 52(6a), 234-236.
EFSA Panel. (2010). Scientific opinion on the safety of steviol glycosides for the proposed uses as a food additive. European Food Safety Authority Journal, 8(4), 15-37.
Hardjowigeno, S. (2003). Ilmu tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Ignatieff, V & Page, H.J. (1958). Efficient use of fertilizers. USA: Food and Agriculture Organization of The United Nations.
Indrasari, A, & Syukur, A. (2006). Pengaruh pemberian pupuk kandang dan usur hara mikro terhadap pertumbuhan jagung pada ultisol yang dikapur. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan. 6(2), 116-123.
Melati, M, & Andriyani, W. (2005). Pengaruh pupuk kandang ayam dan pupuk hijau Calopogonium mucunoides terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai panen muda yang dibudidayakan secara organik. Buletin Agronomi, 33(2), 8-15.
Nusifera, S. (2004). Respons tanaman sawi (Brassica juncea L.) terhadap pupuk daun Nutra-Phos N dengan konsentrasi bervariasi. Jurnal Agronomi, 8 (1), 27-29.
Pudjosunaryo, RS. (1989). Pengeringan daun stevia beserta batangnya. Menara Perkebunan, 57(2), 32-35.
Rukmana, HR. (2003). Budi daya stevia. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Salisbury, F.B., & C.W. Ross. (1992). Plant physiology. California: Wadsworth Publishing Company. Belmont.
Sauchelli, V. (1969). Trace elements in agriculture. New York: Van Nostrand Reinhold Company.
Seema, T. (2010). Stevia rebaudiana: A medicinal and nutraceutical plant and sweet gold for diabetic patients. International Journal of Pharmacy and Life Sciences, 1(8), 451-457.
Srivastava, P.C & Gupta, U.C. (1996). Trace elements in crop production. USA: Science Publishers Inc.
Syukur, M. (1996). Pengaruh pemberian lumpur buangan dan pengolahan limbah sintesis antibiotika dan pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.). Skripsi sarjana yang tidak dipublikasikan. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Suwandi. (2009). Menakar kebutuhan hara tanaman dalam pengembangan inovasi budi daya sayuran berkelanjutan. Pengembangan Inovasi Pertanian, 2(2), 131-147.
Widowati, L, Kusumadewi, A.P. & Murhandini, S. (2011). Keamanan stevia hasil budidaya B2P2T0T dalam aspek teratogenitas. Media Litbang Kesehatan, 21(1), 32-38.