UPAYA UNTUK MENINGKATKAN PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PENGGUNAAN PAKAN PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH MENGGUNAKAN SUPLEMEN KATALITIK
Keywords: catalytic supplement, efektifitas, effectiveness, kambing PE, PE goat, suplemen katalitik
Abstract
The purpose of this research was to compare the effectiveness of feeding catalytic supplement to peranakan etawah (PE) goats on the daily weight gain. There were twelve peranakan etawah (PE) goats were allreated in a completely a randomized design 3x4. There were twelve goats with 10-13 kg weight and placed in to 12 individual cages. Four treatments with three replications. Ration of treatments were R1 = 0 g, R2 = 10 g, R3 = 20 g, R4; 30 g. Low quality forage used as the fibrous feed source. Intake feed, weigt gain, an the efficiency of feed utilization were also determined. The result edicated that catalytic supplement R4 (73,8 g/head/day/) showed a greater daily weight gain compare to R2 (67,6 g/head/day) and R1 (65,5 g/head/day)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas suplemen katalitik sebagai upaya untuk meningkatkan pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan pakan pada kambing peranakan etawah (PE). Kambing PE yang digunakan sebanyak 12 ekor dengan berat 10-13 kg umur 1 tahun dibagi dalam 12 kandang individual. Empat perlakuan ransum ditambahkan suplemen katalitik berbahan dasar sagu, yaitu: R1 =0 g, R2 = 10 g, R3 =20 g, dan R4 = 30 g, tiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan. Pakan berkualitas rendah digunakan sebagai pakan basal. Selama penelitian berlangsung dilakukan pengamatan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan efisiensi penggunaan pakan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pola rancangan acak lengkap, dilanjutkan dengan uji Duncan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pertambahan bobot badan R4 (73,8 g/ekor/hari)lebih baik dibandingkan dengan R2 (67,6 g/ekor/hari) dan R1 (65,5 g/ekor/hari)
Downloads
References
Agustina, D. (2008). Pemberian suplemen kimia dan suplemen mikroba pada domba. Jurnal AGRIPLUS, 19 (02), 111-120.
BMG Sulawesi Tenggara. (2011). Data curah hujan propinsi Sulawesi Tenggara. Kendari: BMG Sulawesi Tenggara.
Church, D.C. (1988). The ruminant animal digestive physiology and nutrition. New Jersey: Prentice Hall.
Darwis, A. (2000). Serat yang tidak tercerna sebagai pembatas konsumsi bahan kering pada ternak ruminansia kecil. Prosiding Pertemuan Ilmiah Ruminansia, 8-10 Nopember 2000, Cisarua, Bogor.
Kardaya, D. (2000). Pengaruh suplementasi mineral organik (Zn-proteinat dan Cu-proteinat) dan amonium molibdat terhadap performans domba lokal. Tesis magister yang tidak dipublikasikan. Institut pertanian Bogor, Bogor:
Kaunang, C.L. ( 2004). Respon ruminan terhadap pemberian hijauan pakan yang dipupuk air belerang. Disertasi Doktor yang tidak dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor:
Parakkasi, A. (1999). Ilmu nutrisi dan makanan ternak ruminansia. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Piliang, W.G. (2003). Nutrisi mineral. Bogor: IPB Press.
Steel, R.G.D. & Torrie, J.H. (1993). Prinsip dan prosedur statistika-suatu pendekatan biometrik. Edisi kedua. Terjemahan. B. Sumantri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Uhi, H.T. (2005). Suplemen katalitik berbahan dasar gelatin sagu, NPN dan mineral mikro untuk ruminansia di daerah marginal. Disertasi Doktor yang tidak dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor, Bogor: