PENGEMBANGAN SEA FARMING BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG (KJA) KERAPU (EPHINEPHELUS SP.) DI INDONESIA
Keywords: Sea Farming, Cage Culture, Grouper
Abstract
Seafarming is an activity of culturing marine organisms, which encompasses broodstock selection, spawning, hatchery, juvenile culture, and mature stages. At the last stage, the fish, once resist to diseases and weather fluctuation, is released to water bodies for restocking purposes. Through restocking, fisherman's cathces are expected to increase in a sustainable manner. One of the technology that can be used for seafarming is grouper cage culture. This technology is quite productive and intensive, with net cages construction are anchored to float at coastal waters. Cage culture of grouper has a good prospective in Indonesia as the fish is highly valued in international market. Furthermore, Indonesia has very high potential coastal waters for grouper cage culture expansion
Downloads
References
Basyarie, A. 2001. .Teknologi Pembesaran Ikan Kerapu Epinephelus spp. Di dalam: Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency. Jakarta. Halaman 111-118.
Chaidir, I. 2000. Pengembangan Budidaya Ikan Kerapu Sebagai Salah Satu Upaya Pelestarian Terumbu Karang. Majalah Ilmiah Analisis Sistem. Nomor 14, Tahun VII, 2000, Edisi Pertanian. Kedeputian Bidang Pengkajian Kebijaksanaan Teknologi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. Jakarta. Halaman 1-9.
Hanafi, A., Tarunamulia, A. Rachman dan T. Ahmad. 2001. Penataan Ruang Teluk Pagametan di Kecamatan Gerokgak, Bali untuk Pengembangan Sea Farming. Di dalam Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency. Jakarta. Halaman 57-69.
Ismail, W., Suwidah dan N.A. Wahyudi. 2001. Ekosistem Penunjang Bagi Pengembangan Budidaya Laut Menuju Sea Farming yang Berkelanjutan. Di dalam: Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency. Jakarta. Halaman 80-88.
Ismail, W. 2001. Sekilas Mengenai : Pengkayaan Stok (Stock Enhancement), Kegiatan dan Prospeknya untuk Perairan Indonesia. Warta Penelitian Perikanan Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Eksplorasi Laut dan Perikanan. Jakarta. Volume 7 Nomor 1 Tahun 2001. Edisi Khusus. Halaman 14-18.
Ismail, A., Wedjatmiko, Sarifuddin dan B. Sumiono. 2001. Kajian Teknis Pembesaran Ikan Kerapu Sunu (Plectropomus spp.) Dalam Keramba Jaring Apung di Lahan Petani. Di dalam: Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency, Jakarta. Halaman 407-427.
Nurdjana, Made L. 2001. Prospek Sea Farming di Indonesia. Di dalam: Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency. Jakarta. Halaman 1-9.
Pongsapan, D.S., Rachmansyah dan A.G. Mangawe. 2001. Penelitian Budidaya Bandeng Intensif dalam Keramba Jaring Apung di Laut. Di dalam: Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency. Jakarta. Halaman 323-333.
Sunyoto, P. 1994. Pembesaran Kerapu dengan Keramba Jaring Apung. Penebar Swadaya, Jakarta. 65 halaman.
Wardojo, S.E. dan Murniyati. 2001. Inventarisasi Lahan Budidaya Ikan Kerapu di Indonesia. Di dalam: Teknologi Budidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency. Jakarta. Halaman 449-459.