STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DI DESA MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG JAWA TENGAH Mangrove Forest Management Strategy In Mojo Village, Ulujami District, Pemalang Regency, Central Java
Keywords: Desa Mojo, management strategy,, mangrove, Mojo Village,, nilai manfaat,, strategi pengelolaan,, value of benefits
Abstract
The existence of mangrove forests in Indonesia has been decreased both the quality and quantity of its area each year. Appropriate management strategies are needed in order to prevent environmental damage and increase the value of economic benefits to the surrounding community. The purpose of this study is to analyze the broad relationship of mangroves to fishermen's catches, analyze the factors that cause damage to mangrove forests, calculate the value of economic benefits to mangrove forests and develop a mangrove forest management strategy in Mojo Village, Ulujami District, Pemalang Regency. The method used in this study is a descriptive method that provides an overview of the strategy for developing mangrove forest management in Mojo Village. During the last three years of 2015 to 2017 the area of ​​the mangrove forest of Mojo Village has decreased significantly from 2015 covered an area of ​​13,52 Ha to 11, 37 Ha in 2016 and in 2017 to 8.62 Ha, the decrease in the ​​mangrove forests turns out to affect the catches of fishermen.Regression analysis results obtained every reduction of 1 Ha of extensive mangrove forests decreased 338,732 kg of mullet catches.Factors causing damage to mangrove forests in Mojo Village are human activitiesi.e. felling, utilization of mangrove leaves, disposal of organic and inorganic waste and natural factors are due to abrasion and sedimentation. The total economic benefit value of the Mojo Village mangrove ecosystem is Rp. 29.120.000.795.00 per year with an area of 8.62 Ha of mangrove forest in 2017 and a pond area of 425 Ha. Based on the results of the formulation of the strategy using the SWOT analysis, SO strategies are obtained in theincrease the role of fisheries institutions and human resources, increase stakeholder support,facilitate facilities and infrastructure, group growth, increase tourism visits and increase environmental resources.
Keberadaan hutan mangrove di Indonesia mengalami penurunan baik kualitas maupun kuantitas areanyasetiap tahun.Strategi pengelolaan yang tepat sangat diperlukan dalam rangka mencegah kerusakan lingkungan dan meningkatkan nilai manfaat secara ekonomi untuk masyarakat sekitarnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan luas mangrove terhadap hasil tangkapan nelayan, menganalisis faktor penyebab kerusakan hutan mangrove, menghitung nilai manfaat ekonomi terhadap hutan mangrove dan menyusun strategi pengelolaan hutan mangrove di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang memberi gambaran tentang strategi pengembangan pengelolaan hutan mangrove di Desa Mojo. Selama tiga tahun terakhir tahun 2015 sampai dengan 2017 luasan hutan mangrove Desa Mojo mengalami penurunan cukup signifikan yaitu: Tahun 2015 seluas 13,52 Ha menjadi 11, 37 Ha pada tahun 2016 dan tahun 2017 menjadi 8,62 Ha. Penurunan luasan mangrove ternyata berpengaruh terhadap hasil tangkapan nelayan, hasil analisa regresi didapat setiap berkurangnya 1 Ha luas mangrove mengakibatkan berkurangnya hasil tangkapan ikan belanak sebanyak 338,732 kg. Faktor penyebab kerusakan hutan mangrove di Desa Mojo adalah kegiatan manusia yaitu: penebangan, pemanfaatan daun mangrove, pembuangan sampah organik dan anorganik dan faktor alam adalah karena abrasi dan sedimentasi. Nilai manfaat ekonomi total ekosistem mangrove Desa Mojo diperoleh Rp. 29.120.000.795,00 per tahun dengan luas hutan mangrove tahun 2017 adalah 8,62 Ha dan luas lahan tambak seluas 425 Ha. Berdasarkan hasil perumusan strategi menggunakan analisis SWOT, diperoleh strategi SO berupa meningkatkan peran kelembagaan perikanan dan sumber daya manusia, meningkatkan dukungan stakeholder, fasilitasi sarpras, penumbuhan kelompok, meningkatkan kunjungan wisata, dan meningkatkan sumber daya lingkungan.
Downloads
References
Cipta Lestari Internusa. (2018). Peta hutan mangrove Desa Mojo. Semarang: CV. CLHI.
Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLK). (2017). Upaya rehabilitasi mangrove di sepanjang pantai Kabupaten Pemalang. Leaflet. Semarang: Dinas LH.
Dinas Kelautan dan Perikanan. (2016). Pengembangan kawasan minapolitan. Dokumen Pemetaan Potensi Lahan Budidaya. DKP. Pemalang.
FAO (Food And Agriculture Organization Of The United Nations).(2007). The World’s mangroves 1980–2005. Fao Forestry Paper 153. Rome: FAO.
Kariada, T.M.N., & Irsadi, A. (2014). Peranan mangrove sebagai bio filter pencemaran air wilayah tambak bandeng tapak, Semarang. Jurnal Manusia dan Lingkungan, 21(2):188-194.
Koperasi Perikanan Darat Mino Tulus. (2018). Data lelang hasil budidaya dan tangkap perairan mangrove. Mojo: KPD Mino Tulus.
Pemerintah Desa Mojo. (2015). Profil Desa Mojo. Kantor Desa Mojo Kec. Ulujami Kab. Pemalang.
Ruitenbeek, H.J. (1991). Mangrove management: An economic analysis of management options with a focus on Bintui Bay, Irian Jaya, Environmental management development in Indonesia project (EMDI) EMDI Evironmntal Reports, No. 8. Jakarta.
Satuan, A. (2010). Abrasi pantura Jawa Tengah capai 4.000 Ha. In WWF Indonesia.
Shinnaka,T., Sano, M. ,Ikejima, K., Tongnunui, P., Harinouchi, M., & Kurokura, H. (2007). Effect of mangrove defore station on fish assemblage at Pak Phanang Bay, Southern Thailand. Fisheries Science, 73:862-870.