KONSENTRAT PROTEIN IKAN LELE DUMBO (Clarias Gariepenus) AFKIR DALAM KERUPUK MELARAT UNTUK MENCAPAI SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS
Keywords: destitute crackers, dumbo African catfish, Fish Protein Concentrate (KPI), ikan lele dumbo afkir, kerupuk melarat, Konsentrat Protein Ikan (KPI), Sustainable Development Goals (SDGs)
Abstract
At present the world is required to realize sustainable development, as outlined in the Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs are 17 goals determined by the United Nations as a world development agenda for the benefit of humans and planet earth and are expected to be achieved in 2030. The first three SDGs are: first (poverty), second (hunger), and third (healthy and prosperous life). To achieve the 3 first goals of SDGs, a study on the production of fish protein concentrate (KPI) made from dumbo rejected catfish was conducted, and added the KPI catfish rejected concentrate to improve the quality of destitute crackers. The results of the study were: (1) the best KPI was made by extraction using 75% isopropyl alcohol (IPA) solvent, with 4 repetitions, the highest protein content was 78,71%, the lowest fat content was 0,69%, and the organoleptic value highest (4,37); and (2) the best destitute crackers are crackers with the addition of 10% KPI with quality: 12,41% protein content, 28,5% florality, organoleptic value crispy texture, very weak savory taste, bright cream cracker color. The addition of KPIs derived from dumbo reject catfish in destitute crackers is expected to be used to achieve the objectives of the first SDGs up to the third, but further research is needed in the production scale with an analysis focus on economic aspects.
Saat ini dunia dituntut untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan, yang dituangkan dalam Sustainable Development Goals (SDGs). SDGs merupakan 17 tujuan yang ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi dan diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. Tiga tujuan pertama SDGs adalah: pertama (kemiskinan), kedua (kelaparan), dan ketiga (Kehidupan sehat dan sejahtera). Untuk mecapai 3 tujuan SDGs ini dilakukan penelitian pembuatan konsentrat protein ikan (KPI) berbahan baku ikan lele dumbo afkir, dan menambahkan KPI lele dumbo afkir untuk meningkatkan kualitas kerupuk melarat. Hasil penelitian adalah: (1) KPI terbaik dibuat dengan ekstraksi menggunakan pelarut isopropil alkohol (IPA) konsentrasi 75%, dengan 4 kali pengulangan, memiliki kadar protein yang paling tinggi 78,71 %, kadar lemak terendah 0,69%, dan nilai organoleptik tertinggi (4,37); dan (2) Kerupuk melarat terbaik adalah kerupuk dengan penambahan KPI 10% dengan kualitas: kadar protein 12,41%, tingkat kemekaran 28,5%, nilai organoleptik tekstur renyah, rasa gurih sangat lemah, warna kerupuk krem keputihan cemerlang. Penambahan KPI yang berasal dari lele dumbo afkir pada kerupuk melarat diharapkan dapat digunakan untuk mencapai tujuan SDGs pertama sampai dengan ketiga, namun diperlukan penelitian lebih lanjut dalam skala produksi dengan fokus analisis pada aspek ekonomi.
Downloads
References
Amoo, I.A, Adebayo, O.T, & Oyeleye, AO. (2006). Chamical evaluation of winged beans (Psophocarous tetragonolabus), pitanga cherries (Eugenia uniflora) and orchid fruit (Orchid fruit myristica). African.J Food Agric.Nutr.Dev, 6(2):1-12.
Buckle, K.A., Edwards, R.A., Fleet, G.H., & Wooton, M. (1987). Ilmu Pangan. Diterjemahkan oleh Purnomo, H., Adiono. Jakarta: UI Press.
Handayani D.W., & Kartikawati D. (2015). Stiklele alternatif diversifikasi olahan lele (Clarias SP) tanpa limbah berkalsium tinggi. Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, 4(1): 109-117.
Haslina, Muis, S.F., & Suyatno. (2006). Nilai gizi, daya cerna protein dan daya terima patilo sebagai makanan jajanan yang diperkaya dengan hidrolisat protein ikan mujair. Jurnal Gizi Indonesia. 1(2):34-40.
Ibrahim, M.S. (2009). Evaluation of production and quality of salt biscuits supplemented with fish protein concentrate. World J Dairy Food Sciences, 4(1): 28-31.
Khairuman & Khairul, A. (2002). Bududaya ikan di sawah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Lavlinesia. (1995). Kajian beberapa faktor pengembangan volumetrik dan kerenyahan kerupuk ikan (tesis). Bogor: Progam Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor.
McPhee, A.D, & Dubrow, D.L. (1972). Application of ternary equilibrium data to the production of fish protein concentrate. J Amarecan Oil chem., Soc.49(9):501-504.
Nurilmala, M., Nurjanah, & Utama, R.H. (2009). Kemunduran mutu ikan lele dumbo. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia. 12 (1) 1-16.
Prayitno, P. (2016). Nama Awal Kerupuk Melarat Khas Pantura Cirebon. Diakses pada 26 September 2018 dari https://www.liputan6.com/regional/read/2544255/nama-awal-kerupuk-melarat-khas-pantura-cirebon.
Purnomo, A.H., A. Chalid, & S. Bustaman. (1984). Prelimary Study on Preparation of Kerupuk Ikan. Laporan Penelitian Teknologi Perikanan, 38: 17-21.
Rawdkuen, S., S.U. Samart, S. Khamsorn, M. Chaijan, & S. Benjakul. (2009). Biochemical and gelling propertties of Tilapia Surimi and protein recovered using an acid-alkaline process. Food Chemistry, 112:112-119.
Rieuwpassa, F. & Santoso, J. (2014). Karakeristik sifat fungsional konsentrat protein telur ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) serta aplikasinya dalam formulasi makanan bayi pendamping ASI. Tesis Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Rieuwpassa, F., Santoso, J., & Trilaksani, W. (2013). Karakeristik sifat fungsional konsentrat protein telur ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis). Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 5 (2): 299-309.
Rohimah, I., Etti, S., & Ernawati, N. (2014). Analisis energi dan protein serta daya terima biskuit tepung labu kuning dan ikan lele. Jurnal USU. Diakses pada 26 September 2018 dari https://jurnal.usu.ac.id/index.php/gkre/article/view/5160/2781.
Rosa, R., Bandara, N.M, & Nunes, M.I. (2007). Nutritional quality of African cat fish Clarias gariepinus (Burchell 1822): A positive criterion for the future developmant of Siluroidei, Journal Food Science and Technology, 42:342-351.
Syahrul (2009). Study komperatif mutu pikel Eucheuma cottonii yang menggunakan asam asetat dan asam laktat hasil fermentasi rebung. Jurnal Penelitian Pertanian BERNAS, 52:44-55.
Tirtajaya, I., Santoso, J. & Dewi, K. (2008). Pemanfaatan konsentrat protein ikan Patin (Pangasius pangasius) pada pembuatan cookies coklat. J Ilmu teknologi Pangan, 6(2): 87-103.
United Nations. (2015). About the Sustainable Development Goals. Diakses pada 3 September 2018 dari https://www.un.org/sustainabledevelopment/sustainable-development-goals/.
Venugoval, V. (2008). Seafood processing; adding value through quick freezing retortable packaging and cook-chilling. New York: Taylor dan Prancis.
Winarno, F.G. (2008). Kimia Pangan dan Gizi. Bogor: M. Brio Press.
Windsor, ML. (2001). Fish protein concentrate. Minestri of Technology Torry Researh Station. Torry Advisory Note No 39. Diakses pada 3 September 2018 dari http://www.fao.org/wairdocs/tan/x5917e/x5917e01.htm.