STRATEGI BUDIDAYA IKAN KOKI BASTER (Carasius Auratus) RAMAH LINGKUNGAN DALAM UPAYAMENINGKATAN PRODUKSI
Keywords: aquaculture stages, environmentally friendly, ikan koki baster, koki baster fish, production improvement strategy, ramah lingkungan, strategi peningkatan produksi, tahapan-tahapan budidaya
Abstract
Koki baster fish (Carasius auratus) or goldfish, besides as ornamental fish are also used as fish feed and fishing bait which demand tends to increase from year to year. However, from 2012 to 2015, the production of koki baster fish has decreased. This study aims to analyze the application of the management of koki baster fish in Cisaat Subdistrict, Sukabumi Regency, so that a management strategy can be formulated in developing environmentally friendly koki baster in Sukabumi Regency. Data collection was conducted through interviews, observations, questionnaires and documentation. The questionnaires were distributed to 100 respondents who were conducting hatchery for koki baster that scattered in 13 villages in Cisaat Subdistrict. As comparative data, the hatchery of koki baster fish was conducted in the research pond. The variables used are the aquaculture stage (x) consisting of lime dosage, organic fertilizer, anorganic fertilizer, water height, female parent, parent feed, comparison of male and female parent, parent age, larvae feed and duration to number of larvae (y). The variables were analyzed by validity, reliability, multiple regression analysis and principal component analysis using SPSS and Minitab application. Based on the results of multiple regression analysis obtained the relationship between variables in the seeding stage with the number of larvae. Correlation test showed that the variable use of fertilizers had a positive correlation of 69,5% to the number of larvae. Conversely, the variable water height has a negative value on the number of larvae, which is -3.5%. The principal component analysis showed that the variable use of organic fertilizer, anorganic fertilizer and larvae feed was in the first component area. It means that the variable has a large correlation to the number of larvae. The conclusion of there search is the community does not yet have standard in managing fish hatching of koki baster fish, they only rely on experience and habits so that the obtained production is still low. Strategies to increase the production of koki baster fish are need to be standardized on how to farm koki baster fish, standarized koki baster fish and community coaching on the need to carry out the stages of koki baster fish breeding in accordance with the good and environmentally friendly method of fish hatchery.
Ikan koki baster (Carasius auratus) selain sebagai ikan hias juga digunakan sebagai pakan ikan dan umpan pancing yang permintaannnya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Namun demikian dari tahun 2012 hingga 2015, produksi ikan baster mengalami penurunan. Penelitian ini bertujuan menganalisa penerapan manajemen usaha budidaya ikan koki baster di Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi sehingga dapat dirumuskan strategi pengelolaan dalam pengembangan budidaya ikan koki baster di Kabupaten Sukabumi yang ramah lingkungan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengamatan, kuesioner dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang dibagikan kepada 100 orang responden yang melakukan kegiatan pembenihan ikan koki baster di 13 desa yang tersebar di Kecamatan Cisaat. Sebagai data pembanding dilakukan kegiatan pembenihan ikan koki baster di kolam penelitian. Variabel yang digunakan dalam analisis keterkaitan produksi adalah tahapan budidaya (x) yang terdiri atas dosis kapur, pupuk organik, pupuk anorganik, tinggi air, induk betina, pakan induk, perbandingan induk jantan dan betina, umur induk, pakan larva, dan lama pemeliharaan terhadap jumlah larva (y). Variabel-variabel tersebut dianalisis dengan regresi berganda dan analisa komponen utama menggunakan aplikasi SPSS dan Minitab yang sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Berdasarkan hasil analisa regresi berganda diperoleh keterkaitan antara varibael-variabel dalam tahapan pembenihan dengan jumlah larva. Uji korelasi menunjukan variabel penggunaan pupuk berkorelasi positif sebesar 69,5% terhadap jumlah larva. Sebaliknya variabel tinggi air memiliki nilai korelasi negatif terhadap jumlah larva yaitu sebesar -3,5%. Analisa komponen utama menunjukan bahwa variabel penggunaan pupuk organik, pupuk anorganik dan pakan larva berada pada wilayah first component artinya variabel tersebut memiliki korelasi yang besar terhadap jumlah larva. Kesimpulan dari penelitian ini adalah masyarakat belum memiliki standar dalam melaksanakan pengelolaan pembenihan ikan koki baster, hanya mengandalkan pengalaman dan kebiasaan saja sehingga produksi yang diperoleh masih rendah. Strategi untuk meningkatkan produksi ikan koki baster di masyarakat, perlu adanya standar tentang cara budidaya ikan koki baster, standardisasi ikan koki baster dan pembinaan kepada masyarakat tentang perlunya melaksanakan tahapan-tahapan budidaya ikan koki baster sesuai dengan cara pembenihan ikan yang baik dan ramah lingkungan.
Downloads
References
Bidang Perikanan Budidaya. (2015). Laporan statistik budidaya perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Sukabumi. Sukabumi: Pemda Kabupaten Sukabumi.
Effendi, M. I. (1997). Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Fry, F. E. J. & Hart, J.S. (2011). Cruising speed of goldfish in relation to water temperatureJournal of the Fisheries Research Board of Canada, 7b(4): 169-175, https://doi.org/10.1139/f47-018
Gupta, S., & Banerjee, S. (2009). Food preference of goldfish (carassius auratus (linnaeus, 1758)) and its potential in mosquito control. Electronic Journal of Ichthyology, 2: 47-58.
Hafeez-ur-Rehman, M,, Iqbal, K.J., Abbas, F., Mushtaq, M.M.H., Rasool, F. & Parveen, S. (2015). Influence of feeding frequency on growth performance and body indices of goldfish (Carrassius auratus). J Aquac Res Development, 6:336. doi:10.4172/2155-9546.1000336.
Huet, M. (1986). Texbook of fish culture, breeding and cultivation of fish.2nd. Ed. Surrey, England: Fishing News Book Ltd.
Huwoyon, G. H., Ningrum, S. & Aditiya, N. (2011). Pembesaran ikan Baung (Hemibagrus nemurus) yang diberi pakan berbeda di kolam tanah. Berita Biologi, 10(4).
Kordi, K. M. G. (2009). Budidaya perairan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Marbun T.P., Darma B., & Nurmatias. (2013). Pembenihan ikan mas koki (Carrasius auratus) dengan menggunakan berbagai substrat. Program studi manajemen sumberdaya perairan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Mulyadi, Usman, M. T., & Suryani. (2010). Pengaruh frekuensi pemberian pakan yang berbeda terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan benih ikan Silais (Ompok hypophthalmus). Berkala Perikanan Terubuk, vol. 38, No. 2, 21-40.
Murtiati. & Yati, M. (2016). Pengelolaan kualitas air untuk budidaya ikan. Pelatihan manajemen kualitas air. Sukabumi: Pasar Ikan Cibaraja Kabupaten Sukabumi.
Pramesti, G. (2015). Kupas tuntas data penelitian dengan SPSS 22. Jakarta: Elex Media Komputindo. Kompas Gramedia.
Syamsunarno, M.B., & Sunarno, M.TD. (2016). Budidayaikan air tawar ramah lingkungan untuk mendukung keberlanjutan penyediaan ikan bagi masyarakat, Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan 2016, Bandar Lampung.
Tahapari, E. & Ningrum, S. (2009). Penentuan frekuensi pemberian pakan untuk mendukung pertumbuhan benih ikan Patin Pasupati. Berita Biologi, 9(6). 693-698.