MODEL SPASIAL TEMPORAL DAMPAK KENAIKAN MUKA AIR LAUT TERHADAP PERMUKIMAN PENDUDUK DI PULAU KECIL (KASUS: PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, KABUPATEN JEPARA)
Keywords: Karimunjawa, Kemujan, model, pulau kecil, small island, spasial, spatial
Abstract
Coastal areas (especially small islands) are vulnerable to impact from sea level rise (SLR). The submergence of areas that are economic centers will impactin huge losses. To avoid such losses it is necessary to manage small islands by using temporal spatial models. The aim of this article is to describe the development of a temporal spatial model to assess the vulnerability of settlements in small islands. The method used is dynamic system modeling combined with Geographic Information System (GIS) based on identification of environmental issues and conditions in small island, in this case Karimunjawa Island and Kemujan Island, Jepara Regency. The assumption used in the modeling is that there is no natural disaster or calamity that reduces the population, the death is considered normal death by referring to the average life expectancy of the Indonesian population (69 years), no coastal reclamation activities, no significant changes in ecosystem. The modeling results indicate that if the fraction of SLR 10 cm per year, will have an impact on the decreasing availability of settlement land. The height of SLR ranges from 0,5 meters in the 10th year, to 5,0 meters in the 100th year. As a result there will be puddle in the residential area of ​​13,02 ha in the 10th year and in the 100th year to 226,5 ha. Required environmental engineering efforts,such as develop coastal dike and reform plan of building, to reduce impact on the availability of settlement land. SLR that is affecting populations and settlements on Karimunjawa and Kemujan Island, require adaptation as an impact mitigation effort.
Wilayah pesisir (terutama pulau kecil) sangat rentan terkena dampak dari peningkatan muka air laut. Terendamnya wilayah-wilayah yang merupakan sentra ekonomi akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Untuk menghindari kerugian tersebut perlu pengelolaan pulau-pulau kecil dengan memanfaatkan model spasial dinamik/temporal. Tujuan studi adalah mengembangkan model spasial dinamik/temporal untuk mengkaji kerentanan permukiman penduduk di pulau-pulau kecil. Metode yang digunakan adalah pemodelan sistem dinamik/temporal (SD) dipadukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) berdasarkan identifikasi isu dan kondisi lingkungan di pulau kecil, yaitu Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan, Kabupaten Jepara. Data yang digunakan adalah data pertumbuhan penduduk (data sekunder) dan peta dasar Pulau Karimunjawa dan Kemujan. Asumsi yang digunakan pada pemodelan adalah tidak terjadi bencana alam atau musibah yang mengurangi jumlah penduduk, kematian dianggap sebagai kematian normal dengan mengacu umur rata-rata harapan hidup penduduk Indonesia (69 tahun), tidak ada kegiatan reklamasi pantai, tidak ada perubahan ekosistem secara signifikan. Pemodelan spasial dinamik/temporal mengikuti tahapan sesuai dengan prosedur pemodelan. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa bila fraksi sea level rise (SLR) 10 cm per tahun, akan berdampak pada penurunan ketersediaan lahan permukiman. Tinggi kenaikan muka air laut berkisar antara 0,5 meter pada tahun ke-10, hingga mencapai ketinggian kenaikan 5,0 meter pada tahun ke-100. Akibatnya akan terjadi genangan air laut di permukiman penduduk seluas 13,02 ha pada tahun ke-10 danpada tahun ke-100 menjadi 226,5 ha. Diperlukan upaya rekayasa lingkungan, seperti membangun tanggul pantai dan memperbaiki rancangan konstruksi bangunan permukiman, agar dapat mengurangi dampak terhadap ketersediaan lahan permukiman. Kenaikan muka air laut yang berdampak terhadap penduduk dan permukiman di Pulau Karimunjawa dan Kemujan membutuhkan adanya adaptasi sebagai upaya mitigasi dampak.
Downloads
References
Anonim. (2013). Laporan Akhir: Pemanfaatan Pemodelan Dinamika Spasial untuk Penyusunan Skenario Pengembangan Wilayah 7 Pulau Besar Berbasis Rencana Tata Ruang Pulau dalam Rangka Penyusunan RPJMN 2015-2019. Kerjasama Badan Informasi Geospasial dan PT. Gitamandalaksana Consultant.
BPS. (2016). Kabupaten Jepara dalam Angka 2016. Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara
Diposaptono, S., Budiman, & Agung, F. (2009). Menyiasati Perubahan Iklim di Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Edisi III. Bogor: Sains Press.
Dudley, R.G. (2008). A basis for understanding fishery management dynamics. System Dynamics Review 24 (1): 1–29.
Hafsaridewi, R., Sulistiono, Fahrudin, A., Sutrisno, D., & Koeshendrajana, S. (2018). Resource management in the Karimunjawa Islands, Central Java of Indonesia, through DPSIR Approach. AES Bioflux 10 (1): 7-22.
Mimura, N., Nurse, L., McLean, R.F., Agard, J., Briguglio, L., Lefale, P., Payet, R., & Sem, G. (2007). Small islands. Climate Change 2007: Impacts, Adaptation and Vulnerability. Contribution of Working Group II to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Dalam Parry M.L., Canziani O.F., Palutikof J.P., van der Linden P.J., Hanson C.E (eds.). Cambridge: Cambridge University Press.
Muhammadi, Aminullah, E., & Soesilo, B. (2001). Analisis Sistem Dinamis: Lingkungan Hidup, Sosial, dan Ekonomi Manajemen. Jakarta: UMJ Press.
Overseas Development Institute and Climate and Development Knowledge Network. (2014). The IPCC’s Fifth Assessment Report. What’s in it for Small Island Developing States?
Sahin, O. (2011). Dynamic assessment of coastal vulnerability and adaptation to sea level rise: an integrated spatial-temporal decision making approach. PhD Thesis. Griffith School of Engineering, Science, Environment, Engineering and Technology. Griffith University.
Sahin, O. & Mohamed, S. (2010). Sea-level rise and adaptation response for coastal construction: A spatial – temporal decision making tool. 2nd International Conference on Construction in Developing Countries (ICCIDC-II). August 3-5,2010, Cairo, Eqypt.
UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.