POTENSI TEGAKAN SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KEBERHASILAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) PERHUTANI
Keywords: Diversity index, number of trees, standing stock
Abstract
Program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) melibatkan masyarakat desa sekitar hutan untuk mengelola hutan secara berkelanjutan. Tujuan penulisan artikel adalah menganalisis potensi tegakan sebagai indikator keberhasilan program PHBM. Populasi penelitian adalah semua tegakan pohon yang ditanam oleh petani pada hutan PHBM di Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Sukabumi, tepatnya di Desa Buniwangi, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Sampel penelitian adalah tegakan pohon yang ditanam oleh 20 orang petani terdiri atas 10 petak lahan yang dirawat secara intensif dan 10 petak yang tidak intensif. Satu petak lahan berukuran 0,1 ha. Data yang dikumpulkan adalah data primer, yaitu lingkar batang pohon, tinggi pohon, jenis dan jumlah pohon, diameter pohon, dan luas bidang dasar. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan jumlah pohon di lahan yang dikelola dengan intensif dan tidak intensif. Distribusi pertumbuhan pohon di antara kedua lahan cenderung sama. Jumlah jenis pohon hanya berbeda 1 pohon. Struktur vegetasi mempunyai perbedaan, terutama pada tanaman masyarakat. Indeks keragaman pohon mempunyai nilai yang hampir sama, yaitu 0,36 dan 0,35. Keduanya menunjukkan heterogenitas yang hampir sama, meskipun jumlah pohon lebih banyak pada lahan yang dikelola dengan intensif. Tanaman yang dominan mempunyai kecenderungan yang hampir sama, yaitu pinus pada tanaman pokok dan karet pada tanaman masyarakat. Rata-rata diameter pohon lebih besar pada lahan yang tidak dikelola dengan intensif. Program PHBM yang dikelola dengan intensif lebih menguntungkan dibandingkan dengan program PHBM yang tidak dikelola dengan intensif, dari sisi jumlah pohon, keragaman jenis pohon, dan manfaat yang dapat diambil oleh petani dalam jangka pendek.
Downloads
References
Andayani, W. dan Sembodo, L.P. (2004). Analisis sistem bagi hasil pola pengusahaan hutan program HBM di KPH Pemalang. Jurnal Hutan Rakyat, VI.
Fauziyah, E. dan Diniyati, D. (2004). Kondisi dan potensi tegakan pada beberapa pola pengembangan hutan rakyat (Kasus di Kabupaten Ciamis). Diambil pada tanggal 15 Desember 2010 dari: www.puslitsosekhut.
web.id/download.php?page=publikasi⊂=inf.
Irwanto. (2010). Pengukuran biodiversitas. Diambil pada tanggal 10 November 2011 dari: www.itswrong.webs.com/ukur_bio.pdf.
Jatminingsih, T. (2009). Karakteristik lingkungan, karakteristik petani pesanggem, dan peran masyarakat lokal dalam PHBM KPH Kendal. Tugas Akhir. Semarang: Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro
Jaya, D.E. (2009). Peran Polres Ciamis dalam penanggulangan illegal loging di wilayah Ciamis melalui program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). Diambil pada tanggal 17 April 2010 dari: http://125.161.190.253/lontar/opac/themes/libriptik/detail.jsp?id=205.
Onrizal dan Sulistiyono, N. (2002). Metodologi penilaian hutan tanaman industri. Tugas Akhir. Medan: Program Ilmu Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Perhutani KPH Jember. (2007). Pembinaan, konsolidasi organisasi, dan sosialisasi PHBM Plus. Diambil pada tanggal 19 April 2010 dari: http://www.kphjember.com/?pilih=lihat2&id=74.
Sudjito, B. dan Megawati, E. (2010). Dimensi hukum normatif pengelolaan hutan bersama masyarakat dalam kerangka penanggulangan illegal loging dan pelestarian sumber daya hutan. Prosiding Seminar Nasional BSS 7 FMIPA Universitas Brawijaya, Malang.
Winata, A. dan Yuliana, E. (2010). Tingkat partisipasi masyarakat desa sekitar hutan dalam program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM) Perhutani (Kasus di Desa Buniwangi, Kecamatan Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi). Laporan Penelitian. Tangerang Selatan: LPPM Universitas Terbuka