PEMANFAATAN SEREH (Cymbopogon Cytratus) DALAM MENURUNKAN BAU PADA PUPUK ORGANIK CAIR DAN POTENSINYA DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum)
Keywords: bau, lemongrass, liquid fertilizer, odor, pupuk cair, sereh
Abstract
Research in the use of lemongrass (Cymbopogon citratus) to reduce odors in liquid organic fertilizer has been conducted in Bogor for 6 months. This study begin with a liquid organic fertilizer produced from 1 kg of shrimp waste, 1 kg of maize, 1 kg of bean sprouts, 10 liters of coconut water, 500 ml of EM4 and 500 g of sugar through fermentation process for 6 weeks. Then the result of liquid organic fertilizer was added by an ingredient lemongrass as deodorizing with doses of 0, 10%, 20% and 30% (w/v). After that it is fermented for 2 weeks. The next stage was the application of liquid organic fertilizer as a foliar fertilizer at chillies (Capsicum annum) planting using a completely randomized design (CRD) 1 factors type of using liquid organic fertilizer (control, liquid organic fertilizer without lemongrass, liquid organic fertilizer + 10% lemongrass, liquid organic fertilizer + 20% lemongrass and liquid organic fertilizer + 30% lemongrass) respectively at doses of 0, 6, 12 and 18 ppm. The parameters measured were odor (NH3 and H2S), levels of macro nutrients (N, P, K, Ca, Mg, and S) and micro nutrients (Cu, Zn, Mn, and Fe) after fermenting process, and the production of crops (fruit number and fruit weight) after planting. Research results show that the higher dose of lemongrass added cause levels of odor (NH3 and H2S) in the liquid organic fertilizer decreased and content of macro nutrients, micro nutrients, and phytohormones increased. The planting results indicate liquid organic fertilizer which added 20% lemongrass in a dose of 12 ppm was the optimal dose in increasing crop production.
Penelitian penggunaan sereh (Cymbopogon citratus) dalam menurunkan bau pada pupuk organik cair telah dilakukan di Bogor selama 6 bulan. Penelitian ini diawali dengan membuat pupuk organik cair yang dihasilkan dari 1 kg limbah udang, 1 kg jagung, 1 kg touge, 10 Liter air kelapa, 500 ml EM4 dan 500 g gula pasir melalui proses fermentasi selama 6 minggu. Kemudian pada pupuk organik cair yang dihasilkan ditambahkan sereh sebagai bahan penghilang bau dengan dosis 0, 10%, 20% dan 30% (w/v). Setelah itu didiamkan selama 2 minggu. Tahapan berikutnya merupakan pengaplikasian pupuk organik cair tersebut sebagai pupuk daun pada pertanaman cabai (Capsicum annum) dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor jenis pupuk organik cair yang digunakan (kontrol, pupuk organik cair tanpa sereh, pupuk organik cair + 10% sereh, pupuk organik cair + 20% sereh dan pupuk organik cair + 30% sereh) masing-masing pada dosis 0, 6, 12 dan 18 ppm. Parameter yang diukur adalah parameter kebauan (NH3 dan H2S), kadar hara makro (N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan kadar hara mikro (Cu, Zn, Mn, dan Fe) setelah proses pemeraman, dan produksi tanaman (jumlah buah dan bobot buah) setelah pertanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi dosis sereh yang ditambahkan menyebabkan kadar gas penyebab bau (NH3 dan H2S) pada pupuk organik cair makin berkurang dan kadar hara makro, hara mikro maupun fitohormon makin meningkat. Hasil pertanaman menunjukkan pemberian pupuk organik cair yang ditambahkan 20% sereh pada dosis 12 ppm merupakan dosis paling optimal dalam meningkatkan produksi tanaman.
Downloads
References
Arnita, R. (2007). Pengaruh konsentrasi sitokinin dan takaran pupuk organik terhadap pertumbuhan dan hasil pule [andak (Ravvolfia serpentina (L.) Benth-ex Kunti). Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Artika, C.P.T. (2012). Daya hambat ekstrak sereh (Cymbopogon citratus) terhadap pertumbuhan bakteri plak supraguiva. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Dewi, I.R. (2008). Peranan dan fungsi fitohormon bagi pertumbuhan tanaman. Fakultas Pertanian. Bandung: Universitas Padjadjaran.
Harjowigeno, S. (2010). Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Heryadi, H., Noviyanti, R., & Nurhasanah. (2010). Potensi pemanfaatan limbah udang dan ekstrak fitohormon dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai dan bayam. Tangerang: Pusat Keilmuan Universitas Terbuka.
Iyandri. (2011). Dampak pencemaran limbah padat. Diambil dari, http://id.shvoong.com/exact-sciences/2097337-dampak-pencemaran-limbah-padat/.
Novizan. (2005). Petunjuk Pemupukan yang efektif. Kiat Mengatasi Permasalahan Praktis. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Parnata, A. S. (2004). Pupuk organik cair: Aplikasi dan manfaatnya. Jakarta: Agromedia, Pustaka.
Setyaningsih, D., Hambali, E., & Nasution, M. (2005). Aplikasi minyak sereh wangi (Citronella oil) dan geraniol dalam pembuatan skin lotion pengusir nyamuk. J. Tek. Ind. Pert. Vol 17(3):97-103.
Tso, C. P., Low, K. S., & Balamurugan, G. (1990). Public Perception Towards Sewage Treatment Plants in Selected Areas in Selangor and Kuala Lumpur, Malaysia. The environmentalist. Official journal of the institution of environmental sciences. Vol. 10(2).
Wereang & Philips. (1981). Growth and Diffrerentiation in Plant. J. Amer. Soc. Hort Sci, 108(6); 948-953.