Variasi Cendawan Patogen pada Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) Asal Cina

Authors

  • Erif Abdul Wahid Balai Besar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan DKI Jakarta, Badan Karantina Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33830/manilkara.v4i1.12820.2025

Keywords:

identifikasi, kekarantinaan, kualitas, Washing Test

Abstract

Tingginya nilai impor bawang putih secara nasional pada tahun 2023 sebesar 652.000 ton yang tidak diimbangi oleh kemampuan produksi bawang putih yang hanya mencapai 39.254,40 ton. Juga pentingnya faktor keamanan kesehatan bagi umbi bawang putih (Allium sativum L.) dari potensi organisme pengganggu seperti cendawan yang diprediksi dapat menjadikan merosotnya kualitas dan nilai harga jualnya. Tujuan penelitian untuk mengindentifikasi spesies cendawan patogen yang menginfeksi permukaan umbi bawang putih dan menghitung banyaknya frekuensi ditemukannya spesies cendawan. Penelitian menggunakan metode Washing Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya gejala serangan cendawan yang mampu menginfeksi permukaan umbi bawang putih asal Cina. Keberagaman cendawan patogen yang ditemukan di permukaan umbi A. sativum L. sebanyak 17 spesies dari 441 sampel bawang putih. Berdasarkan istilah kekarantinaan keseluruhan spesies cendawan yang ditemukan tidak termasuk dalam Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK). Secara keseluruhan dari 17 spesies cendawan patogen terdapat 5 spesies yang paling sering ditemukan pada proses pengujian di laboratorium yaitu Alternaria helianthi sebanyak 347 kali, Alternaria alternata sebanyak 345 kali, Stemphylium sp. sebanyak 177 kali, Fusarium sp. sebanyak 70 kali, dan Curvularia lunata sebanyak 42 kali. Seringnya frekuensi ditemukannya cendawan mengindikasikan kecenderungan potensi terjadinya penyakit pada bawang putih sangat besar.

References

Anand, T., Bhaskaran, R., Gandhi Karthikeyan, T., Rajesh, M., & Senthilraja, G. (2008). Production of cell wall degrading enzymes and toxins by Colletotrichum Capsici and Alternaria Alternata causing fruit ROT of chillies. Journal of Plant Protection Research, 48(4), 437–451. https://doi.org/10.2478/v10045-008-0053-2

Badan Pangan Nasional. (2023, May 30). Sikapi dinamika ketersediaan dan harga bawang putih, Badan Pangan Nasional bersama Kemendag kolaborasi lakukan percepatan pengadaan stok. https://badanpangan.go.id/blog/post/sikapi-dinamika-ketersediaan-dan-harga-bawang-putih-badan-pangan-nasional-bersama-kemendag-kolaborasi-lakukan-percepatan-pengadaan-stok

Bold, H. C., Alexopoulos, C. J., & Delevoryas, T. (1987). Morphology of plants and fungi (Fifth edition). Harper and Row.

BPS. (2024). Produksi tanaman sayuran menurut provinsi dan jenis tanaman, 2023. Badan Pusat Statistik.

Elvizahera, E. (2017). Jenis-jenis sayuran dalam Al-Quran (Studi analisis terhadap manfaat sayur-sayuran (serat) bagi kesehatan) [Laporan Thesis]. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Galvez, L., Gil-Serna, J., Garcia, M., Iglesias, C., & Palmero, D. (2016). Stemphylium leaf blight of garlic (Allium sativum) in Spain: Taxonomy and in vitro fungicide response. The Plant Pathology Journal, 32(5), 388–395. https://doi.org/10.5423/PPJ.OA.03.2016.0063

Harahap, L. H. (2010). Pengujian kesehatan benih impor di laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian Belawan.

Herliyana, E. N., Jelata, T. I., Munif, A., & Syifaudin, I. S. (2025). Karakteristik morfologi dan fisiologi cendawan Jakaba BHP01 (Sordariomycetes, Acomycota). Jurnal Silvikultur Tropika, 16(01), 33–40.

Hyun, I.-H., Chang, S. Y., & Kim, M. Y. (2019). Illustrated manual on identification of seed-borne fungi (Second edition). Animal and Plant Quarantine Agency.

Keizer, G. J. (1998). The complete encyclopedia of mushrooms (2nd Edition). REBO Publishers.

Kristiananda, D., Juvita, L. A., Veronica, A. W., Lusiana, L., Jeanne, M. N., Florentinus, D. O., & Dewi, S. R. (2022). Aktivitas bawang putih (Allium sativum L.) sebagai agen antibakteri. Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik, 19(1), 46–53.

Krizsan, K., Papp, T., Manikandan, P., Shobana, C. S., Muthusamy, C., Vágvölgyi, C., & Kredics, L. (2015). Clinical importance of the genus Curvularia. In Medical Mycology (pp. 118–154). CRC Press. https://doi.org/10.1201/b18707-10

Otani U.S., & Nishimura-Kohmoto, K. (1974). Nature of specific susceptibility of Alternaria kikuchiana in Nijisseiki cultivar among Japanese pears. III. Chemical and thermal protection effect of host specific toxin. Ann. Phytopathol. Soc. Japan, 40, 66–69.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 20/Permentan/KR.040/6/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/Ot.140/6/2012 tentang Tindakan Karantina Tumbuhan untuk Pemasukan Sayuran Umbi Lapis Segar ke Dalam Wilayah Negara Republik Indonesia (2017). Kementerian Pertanian.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2020 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (2020). Kementerian Pertanian.

Permana, N. D., & Rustiani, U. S. (2017). Modul identifikasi cendawan penyebab penyakit tanaman: Pengantar teori dan praktek. Penerbit Deepublish.

R, B., & T.K, K. (1978). Production of a toxic metabolite by Alternaria helianthi in vitro and in vivo. Madras Agricultural Journal, 65(December), 801–804. https://doi.org/10.29321/MAJ.10.A03140

Septiana, B., Kusnadi, N., & Feriyanti, A. (2022). Daya saing bawang putih di Indonesia. Jurnal Agribisnis Indonesia, 10(1), 40–52.

Setyanto, P., Hayati, M., Samijan, S., Prastuti, T. R., Nurlaily, R., Husni, I., Sari, M., Anggraeni, F., Julietha, D., Nggaro, Y. Y. M., Subardi, S., Haryanto, H., Waludin, J., & Sumarno, A. (2018). Buku saku budidaya sayuran bawang putih. Direktorat Sayuran dan Tanaman Obat, Kementerian Pertanian.

Sriram, S., Babu, S., Jaisankar, R., Raguchander, T., Vidhyasekaran, P., Muthukrishnan, S., & Samiyappan, R. (2000). Degradation of phytotoxin produced by Rhizoctonia solani, the sheath blight pathogen in rice. Can. J. Microbiol., 46(6), 520–524.

Sukmawati, D., Wahyudi, P., Rahayu, S., Moersilah, M., Handayani, T., Rustam, K. Y., & Puspitasari, S. I. (2018). Skrining kapang Aspergillus Spp. penghasil aflatoksin pada jagung pipilan di Daerah Bekasi, Jawa Barat. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 11(2), 151–162. https://doi.org/10.15408/kauniyah.v11i2.6961

Swamy, K. R. M. (2024). Origin, distribution, taxonomy, botanical description, genetics and cytogenetics, genetic diversity and breeding of garlic (allium sativum L.). International Journal of Current Research, 16(4), 27977–28002.

Watanabe, T. (2002). Atlas of soil and seed fungi morphologies of cultured fungi and key to species (2nd Edition). CRC Press LLC.

Widodo, W., Kondo, N., Kobayashi, K., & Ogoshi, A. (2008). Vegetative compatibility groups within Fusarium oxysporum f. sp. cepae in Hokkaido-Japan. Microbiology Indonesia, 2(1), 39–43. https://doi.org/10.5454/mi.2.1.8

Yovirizka, I. U., & Haryanto, T. (2020). Implikasi kebijakan perdagangan ACFTA pada bawang putih impor di Indonesia: Model Permintaan Impor. Media Trend, 15(2), 301–307. https://doi.org/10.21107/mediatrend.v15i2.6984

Downloads

Published

2025-08-22

How to Cite

Wahid, E. A. (2025). Variasi Cendawan Patogen pada Umbi Bawang Putih (Allium sativum L.) Asal Cina. MANILKARA: Journal of Bioscience, 4(1), 22–31. https://doi.org/10.33830/manilkara.v4i1.12820.2025

Issue

Section

Articles