EVALUASI DAN STRATEGI PEMANTAUAN PETA SEBAR HAMA PENYAKIT IKAN KARANTINA (HPIK)

  • Aries Faturochman
  • Is Eka Herawati Universitas Terbuka Serang
  • Lina Asnamawati Universitas Terbuka Bogor

Kata Kunci:

Monitoring, PHPI, Strategi Manajemen

Abstrak

Pemantauan  merupakan salah satu tugas yang dilaksanakan oleh petugas karantina ikan dengan Jabatan Pengendali Hama dan Penyakit Ikan (PHPI) yang ahli dan terampil. Penelitian mengunakan jenis penelitian deskriptif, yang di desain agar dapat menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu gejala tertentu. Kesimpulaan penelitian menggambarkan potensi kegiatan budidaya di wilayah lingkup adimistrasi SKIPM Merak meliputi kegiatan budidaya air tawar dengan komoditas ikan mas, ikan nila, ikan lele dan ikan patin, dan udang vannamei. Kegiatan pemantauan pada dasarnya sudah dilaksanakan dengan baik, akan tetapi perlu di lakukan peningkatan pada beberapa aspek perencanaan dan pelaksanaannya. Strategi manajemen dapat diaplikasikan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan antara lain pada manajemen perencanaan, manajemen sumberdaya manusia, peningkatan kompetensi pengujian, dan manajemen koordinasi dengan instansi terkait

Referensi

BKIPM. (2012). Kategorisasi Tingkat Risiko Media Pembawa Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK). Jakarta: PUSKARI.

BKIPM. (2015). Petunjuk Teknis Pemantuan Hama Penyakit Ikan Karantina. Jakarta: Keputusan Kepala BKIPM no.32/Kep-BKIPM/2015

Buwono, I.D. (1993). Tambak Udang Windu Sistem Pengelolaan Berpola Intensif. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Cameron. (2002). Survey Toolbox for Aquatic Animal Diseases A Practical Manual and Software Package , Canberra, Australian Centre for International Agricultural Research (ACIAR)

Chong, R., Bousfield, R. B., & Brown, R. (2011). Fish Disease Management. Veterinary Bulletin - Agriculture, Fisheries and Conservation Department Newsletter, 1, 1-12.

Hamid. (2002). Alokasi Pemanfaatan Wilayah Pesisir Kabupaten Garut untuk Budidaya Tambak Udang Melalui Analisis Sistem Informasi Geografis. Tesis.Tidak Dipublikasikan. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.

Herfort, A, and G. Rawlin. (1999). Australian Aquatic Animal Disease Identification Field Guide. Agriculture Fisheries Forestry - Australia, Canberra, 91 p.

Kabata, Z. (1985). Parasites and Diseases of Fish Cultured in the Tropics. London and PHiladelpHia: Tailor and Francis Inc.,. 318 p.

Poernomo, A. (1988). Pembuatan Tambak Udang di Indonesia. Seri Pengembangan No. 7. Maros: Balai PenelitianPerikanan Budidaya Pantai.

Poernomo, A. (1992). Site Selection for Coastal Shrimp Fonds. Fisheries Research and Development Project Water Quality. Field Guide for Writing Soil Profile Descriptions. Sukabumi, January 22-February 8 1992. 1p

Puskari, (2011). Pedoman Penetapan Hama dan Penyakit Ikan Karatina, Jakarta: Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.

Rangkuti, F. (2012). SWOT Balanced Scorecard. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Romimohtarto, K. (1985). Kualitas Air dalam Budidaya Laut. Di dalam Seafarming

Workshop Report. Bandar Lampung, 28 Oktober-1 November 1985.

Subasinghe, M,S. & Hill, B. (2004). Surveillance and zonasi for aquatic animal diseases. FAO Fisheries Technical Paper. No.451. Rome: FAO. 73p.

Supangat, A. (2000). Pengantar Oseanografi. Bandung: Program Studi Oseanografi Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992. tentang Karantina Hewan, Ikan dan tumbuhan. Jakarta: Pusat Karantina Ikan.

Umar, H. 2005. Riset Sumber Daya Manusia,Jakarta, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Diterbitkan
2022-08-11
Cara Mengutip
Faturochman, A., Herawati , I. E. ., & Asnamawati , L. . (2022). EVALUASI DAN STRATEGI PEMANTAUAN PETA SEBAR HAMA PENYAKIT IKAN KARANTINA (HPIK). AgriDev, 1(1), 19–33. Diambil dari https://jurnal.ut.ac.id/index.php/agribisnis/article/view/2949
Bagian
Articles