Strategi Penanggulangan Disintegrasi Bangsa: Resolusi Konflik Aceh dan Maluku
Keywords: Disintegrasi Bangsa, Konflik Aceh, Konflik Maluku, Resolusi Konflik
Abstract
This paper attempts to examine the problems of national disintegration that have occurred in Indonesia. Terror acts carried out by GAM and RMS were carried out by the Armed Criminal Group (KKB) through the burning of public buildings and a number of killings. Likewise, efforts to divide the country are also made through publicity through virtual entertainment. If these actions are not resolved immediately, there will be a threat of the disintegration of Papua from Indonesia. This research aims to identify various forms of propaganda for Aceh Merdeka and the Republic of South Maluku. This research uses the descriptive-qualitative method. The results of this study show the use of glittering generalizations and bandwagon techniques in spreading sweet promises and beliefs about referendums and independence. Publicity will be belittled if misleading publicity is not carried out by providing true and accurate information to the public. Therefore, it is very important to provide training and instill a sense of belonging with Indonesia as a way to combat misleading publicity and inappropriateness by KKB GAM and RMS towards the Indonesian people, especially the people of Aceh and Maluku.
References
Abbas, Syahrizal, (2004). Diyat dalam Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Aceh. Media Syariah, Vol. VI No. 11 Januari-Juni, Banda Aceh, Fakultas Syariah IAIN Ar-Raniry.
Abbas, Syahrizal. (2011). Mediasi dalam Hukum Syariat, Hukum Adat dan Hukum Nasional. Jakarta: Kencana.
Alamsyah. (2012). Resolusi Konflik Keluarga Berbasis Kearifan Lokal Islam di Nusantara. Jurnal Analisis, Volume XII, Nomor 2 Desember.
Alqadrie, S. (1999). Konflik Etnis Ambon Dan Sambas: Suatu Tinjauan Sosiologis. Antropologi Indonesia, 58.
Amin. (2014). Memahami Sejarah Konflik Aceh. Jakarta: Obor.
Amirrachman, Alpha. (2007). Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso. Jakarta: ICIP.
Bakri, H. (2015). Resolusi Konflik melalui Pendekatan Kearifan Lokal Pela Gandong di Kota Ambon Conflict Resolution toward Local Wisdom Approach of Pela Gandong in Ambon City. Jurnal Magister Ilmu Politik, 1(1), 51–60.
Buchanan, C. (2011). Pengelolaan Konflik di Indonesia: Sebuah Analisis Konflik Di Maluku, Papua, Dan Poso. Centre for Humanitarian Dialogue.
Budiarjo, Miriam. (2008). Dasar Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Chandra, Robby. (1992). Konflik Dalam Kehidupan Sehari-Hari. Yogyakarta: Kanisius
Chilcote, Ronald. (2003). Teori Perbandingan Politik Penelusuran Paradigma. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Giddens, Anthony. (1987). Perdebatan Klasik dan Kontemporer Mengenai Kelompok, Kekuasaan dan Konflik. Jakarta: Rajawali
Iqbal, M. (2014). Fenomena Kekerasan Politik di Aceh Pasca Perjanjian Helsinki. Jurnal Hubungan Internasional, VII. No. 2.
Lampe, Munsi. (2007). Wawasan Sosial Budaya Bahari. Makassar: UNHAS.
Lindawaty, D. S. (2011). Konflik Ambon: Kajian Terhadap Beberapa Akar Permasalahan dan Solusinya. Politica, 2 (2), 271–297.
Lokollo, dkk. (1997). Seri Budaya Pela-Gandong dari Pulau Ambon. Ambon: Lembaga Kebudayaan Maluku.
Misbach, A. (2012). Politik Jarak Diaspora Aceh: Suatu Gambar Tentang Konflik Sparatis di Indonesia. Yogyakarta: Ombak.
Muin, Ma’arif. (1999). Manual Advokasi: Resolusi Konflik Etnik dan Agama. Surakarta: Ciscore
Novaczek, Irene, dkk. (2001). An Institusional Anaysis of Sasi Laut in Maluku, Indonesia. Malaysia: ICLARM
Pane, N. (2001). Sejarah dan Kekuatan Gerakan Aceh Merdeka. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Ralahalu, Karel Albert. (2007). Pembangunan Daerah Kepulauan Maluku dan Visi Maluku 2030. Jakarta: Bintang Ilmu
Rauf, Maswadi. (2000). Konsensus Politik, Sebuah Panjajangan Teoritis. Jakarta: Dirjen Dikti
Reid, Anthony. (2005). Asal Mula Konflik Aceh: Dari Perebutan Pantai Timur Sumatera Hingga Kerajaan Aceh Abad ke-19. Jakarta: Yayasan Obor.
Ritzer, George dan Goodman, D. (2005). Teori Sosiologi Modern, Edisi Keenam. Jakarta: Kecana.
Rosdiawan, Ridwan, dkk. (2007). Merajut Perdamaian di Kalimantan Barat dalam Alpha Amirrachman (ed), Revitalisasi Kearifan Lokal: Studi Resolusi Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso. Jakarta: ICIP.
Rudy, T. (2003). Pengantar Ilmu Politik. Bandung: PT Refika Aditama.
Sanusi. (2005). Kearifan Lokal dan Peranan Panglima Laot dalam Proses Pemukiman dan Penataan Kembali Kawasan Pesisir Aceh Pasca Tsunami. Banda Aceh: Pusat Penelitian Ilmu Sosial dan Budaya Universitas Syiah Kuala.
Siegel, James T. (2000). The Rope of God. Ann Arbror: University of Michigan Press.
Sjamsuddin, Nazaruddin. (1990). Pemberontakan Kaum Republik: Kasus Darul Islam Aceh. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.
Sjamsuddin, Nazaruddin. (1999). Revolusi Serambi Mekah: Perjuangan Kemerdekaan dan Pertarungan Politik di Aceh 1945-1949. Jakarta: UI Press.
Soekanto, Soerjono. (2005). Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press.
SP, Varma. (2001). Teori Politik Modern. Jakarta: PT Raja Garfindo Persada
Sriyanto, Agus. (2007). Penyelesaian Konflik Berbasis Budaya Lokal. Ibda`: Jurnal Studi Islam dan Budaya, Vol. 5, No. 2.
Surabakti, Ramlan. (1999). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Trijono, Lambang. (2001). Keluar dari Kemelut Maluku. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tri.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Copyright (c) 2024 Antroposen: Journal of Social Studies and Humaniora
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.