Potensi Buah Alpukat (Persea americana Mill.) sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Jamur Fusarium sp.

Penulis

  • Suryani Suryani Universitas Bengkulu
  • Edwar Edwar Universitas Bengkulu

DOI:

https://doi.org/10.33830/manilkara.v2i2.7630.2024

Kata Kunci:

deskriptif, Fusarium sp., alpukat matang, alpukat mentah

Abstrak

Jamur merupakan mikroorganisme yang hidup secara heterotrof, bersifat saprofit, dan parasit. Jamur dapat ditumbuhkan secara in-vitro maupun in-vivo di laboratorium menggunakan media Potato Dextrose Agar (PDA). Keterbatasan ketersediaan PDA dapat diatasi dengan mencari alternatif media baru yang berasal dari bahan-bahan yang mudah diperoleh berdasarkan potensi sumber daya alam di lingkungan terdekat. Penelitian bertujuan menguji buah alpukat sebagai media alternatif untuk pertumbuhan jamur Fusarium sp. Penelitian menggunakan metode deskriptif eksplorasi dan data disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan gambar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan jamur Fusarium sp. pada media buah alpukat (media buah alpukat matang dan mentah) memiliki pertumbuhan lebih baik daripada control. Hal ini dicirikan dengan rata-rata diameter pertumbuhan koloni mencapai 93 mm pada 96-120 jam setelah inkubasi, sedangkan pada media PDA rata-rata diameter pertumbuhan koloni mencapai 93 mm pada 168 jam setelah inkubasi. Kesimpulannya media buah alpukat (Persea americana Mill.) dapat digunakan sebagai media alternatif untuk pertumbuhan jamur Fusarium sp.

Referensi

Abd-Elsalam, K.A., Abdel-Satar, M.A., & Aly, I.N. (2003). PCR identification of Fusarium Genus based on Nuclear Ribosomal-DNASequence Data. African Journal of Biotechnology, 2, 82-85.

Adams, T.H., Wieser, J.K., & Yu, J.H.J.M. (1998). Asexual sporulation in Aspergillus nidulans. Microbiol. Mol. Biol. Rev., 62, 35–54.

Agrios, G.N. (2005). Plant pathology 5th ed. New York: Elsevier Academic Press.

Anderson, T.H., Domsch, K.H., & Gams, W. (1993). Compendium of soil fungi, Vol. I. Regensburg: IHW-Verlag.

Basarang, M., Mardiah, & Fatmawati, A. (2020). Penggunaan serbuk infus bekatul sebagai bahan baku bekatul dextrosa agar untuk pertumbuhan jamur. Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan, 11(1), 1-9.

Booth, C. (1971). The Genus Fusarium. Kew. Surrey. England: Commenwealth Mycological Institute.

Cappuccino, J.G., Alih bahasa oleh Miftahurrahmah, N. (2019). Manual laboratorium mikrobiologi. Edisi ke-8. Jakarta: EGC.

Denny, Deciawarman, E., & Lahjie, A.B.M. (2018). Pengujian bahan organik sebagai media tumbuh Fusarium sp. Pembentuk Gaharu. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 15(1), 51-64.

Gandjar, I., Sjamsuridzal, W., & Oetari, A. (2006). Mikologi dasar dan terapan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Gilman, J.C. (1996). A manual of soil fungi. Lowa: The Iowa State University Press.

Groenewald, S. (2005). Biology, pathogenicity and diversity of Fusarium oxysporum f.sp cubense. (Thesis). University of Pretoria. South Africa.

Hanlin, R.T., & Ulloa, M. (1999). Illustrated dictionary of mycology. Minnesota: The American Phytopathological Society.

Kalib, M.B. (1997). Alpukat budidaya dan pemanfaatannya. Yogyakarta: Kanisius.

Khusuma, A. & Agustiningrum, B.H. (2021). Gembili (Dioscorea esculenta L.) sebagai media alternatif pertumbuhan jamur Aspergillus sp. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 8(3), 207-211.

Leslie, J.F., Salleh, B., & Summerell, B.A. (2003). A utilitarian to Fusarium identification. Plant Disease, 87, 117-128.

Leslie, J.F., & Summerell, B.A. (2006). The Fusarium laboratory manual; Blackwell Publishing: Hoboken, NJ, USA.

Marasas, W.F.O., Nelson, P.E., & Tuossoun, T.A. (1983). Fusarium spesies: An illustrated manual for identification. University Park London: The Pennsylvania University Press.

Mukarlina, Khotimah, S. & Rianti, R. (2010). Uji antagonis Trichoderma

harzianum terhadap Fusarium spp. penyebab penyakit layu pada tanaman

cabai (Capsicum annum) secara in vitro. J. Fitomedika, 7(2): 80-85

Mukarlina, Khotimah, S., & Rianti, R. 2010. Uji antagonis Trichoderma hazianum terhadap Fusarium spp. Penyebab penyakit layu pada tanaman cabai (Capsicum annum) secara in vitro. J. Fitomedika, 7(2),80-85.

Moss, M.O., & Thrane, U. (2004). Fusarium taxonomy with relation to trichothecene formation. Toxicol. Lett., 153(1), 23–28.

Nail, Yustina A.F., Ernawati, & Suryani. (2020). Pemanfaatan kulit pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.) dan kulit ubi kayu (Manihot utilisma Pohl.) sebagai media alternatif pertumbuhan jamur Rhizopus sp. Jurnal Biosains dan Edukasi, 2(1), 24-28.

Nelson, P.E. (1990). Taxonomy of fungi in the genus Fusarium with emphasis on Fusarium oxysporum. p. 27-35. In R.C. Ploetz (ed.), Fusarium Wilt of Banana. Minnesota: The American Phytophatological Society.

Octavia, A., & Wantini, S. (2017). Perbandingan pertumbuhan jamur Aspergillus flavus pada media PDA (Potato Dextrose Agar) dan media alternatif dari singkong (Mannihot esculanta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6(2), 625-631.

Pradika, I. (2018). Teori dan praktik penghitungan mikroorganisme. Innosain.

Purwita, A.A., Indah, N.K., & Trimulyono, G. (2013). Penggunaan ekstrak daun srikaya (Annona squamosa) sebagai pengendali jamur Fusarium oxysporum secara in vitro. Jurnal Lentera Bio., 2(2), 179-183.

Ramachandra, S., Linde, J., Brock, M., Guthke, R., Hube, B., & Brunke, S. (2014). Regulatory network controlling nitrogen sensing and uptake in Candida albians. PLoS ONE, 9(3).

Rohman, R., Fikri, Z., & Pujasari, N.K.R. (2019). Ubi jalar putih (Ipomoea batatas L.) media alternatif pertumbuhan Aspergillus niger. Jurnal Kesehatan Prima, 13(2), 143-150.

Sari, W., Wiyono, S., Nurmansyah, A., Munif, A., & Poerwanto, R. (2017). Keanekaragaman dan patogenisitas Fusarium spp. asal beberapa kultivar pisang. Jurnal Fitopatologi Indonesia, 13(6), 216-228.

Semangun, H. (2000). Penyakit-penyakit tanaman perkebunan di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Semangun, H. (2001). Pengantar ilmu penyakit tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Semangun, H. (2004). Penyakit-penyakit tanaman pangan di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Srivastava, S., Pathak, N., & Srivastava, P. (2011). Identifikasi faktor pembatas pertumbuhan optimum Fusarium Oxysporum dalam media cair. Toksikol Int., 18(2), 111-116.

Sundari, Wisrakarmila, Marlina. D., & Faizah. (2021). Pemanfaatan biji mangga arum manis (Mangifera indica L.) sebagai media alternatif pertumbuhan Candida albicans dan Aspergillus sp. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan, 3(1), 14-17.

Suryani, Y., Taupiqurrahman, O., & Kulsum, Y. (2020). Mikologi. Freeline Cipta Granesia.

Uthayasooriyan, M., Pathmanathan, S., Ravimannan, N., & Sathyaruban, S. (2016). Formulation of alternative culture media for bacterial and fungal growth. Der Pharmacia Lettre, 8(1), 444-449.

Yulianti, U., & Yefriwati. (2020). Pengaruh jarak tanam terhadap pertumbuhan umbi tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumetera Barat. Jurnal Hortuscoler, 1(2), 40-47.

Diterbitkan

2024-02-29

Cara Mengutip

Suryani, S., & Edwar, E. (2024). Potensi Buah Alpukat (Persea americana Mill.) sebagai Media Alternatif Pertumbuhan Jamur Fusarium sp. MANILKARA: Journal of Bioscience, 2(2), 82–89. https://doi.org/10.33830/manilkara.v2i2.7630.2024

Terbitan

Bagian

Articles