PENDEKATAN KEARIFAN LOKAL DAN BUDAYA (KALBU) DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI PURWOREJO
Keywords: biological learning, KALBU, kearifan lokal dan budaya, learning approach, local wisdom and cultural approach, pembelajaran biologi, pendekatan pembelajaran, Purworejo
Abstract
The Globalization may gives negative impact that causes fading the culture and spreading the radicalism easily. Education is one of way to prevent it, the name is the learning approach. The objective of the research is to describe the form of implementation the KALBU approach (Local Wisdom and Culture) towards biological learning in Purworejo. The research method is descriptive research, the name is study of literature. The literature study was carried out by analyzing local wisdom and culture in Purworejo District, which numbered 8 (eight). After that, 8 (eight) local wisdom and culture were associated with Biology learning. Based on the result, the Local Wisdom and Culture (KALBU) approach can be used as an alternative approach to learning Biology. Eight local wisdoms and cultures contain 3 (three) domains, they arecognitive, psychomotoric, and attitudes. Cognitive domains that can be integrated include: biodiversity, plantae, animalia, conservation, food and medicine, and biotechnology. Psychomotoric domain include: classifying, making products (projects), and innovating. Furthermore, 8 (eight) local wisdom and culture also contains the domain of spiritual and social attitudes (Character Education Strengthening).
Globalisasi dapat memberikan dampak negatif yaitu menyebabkan lunturnya budaya dan tersebarnya paham radikalisme dengan mudah. Salah satu upaya untuk mencegah hal tersebut adalah melalui pendidikan yaitu pendekatan pembelajaran.Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk implementasi pendekatan KALBU (Kearifan Lokal dan Budaya) tentang pembelajaran Biologi di Kabupaten Purworejo.Metode penelitian berupa penelitian deskriptif yang bersifat studi pustaka. Studi pustaka dilakukan dengan menganalisis mengenai kearifan lokal dan budaya di Kabupaten Purworejo yaitu berjumlah 8 (delapan). Setelah itu, 8 (delapan) kearifan lokal dan budaya tersebut dikaitkan dengan pembelajaran Biologi. Berdasarkan kajian yang dilakukan, pendekatan Kearifan Lokal dan Budaya (KALBU) dapat dijadikan sebagai alternatif pendekatan dalam pembelajaran. Delapan kearifan lokal dan budaya mengandung 3 (tiga) ranah yaitu ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Ranah pengetahuan yang dapat diintegrasikan antara lain: keanekaragaman hayati, plantae, animalia, konservasi, pangan dan obat, serta bioteknologi. Ranah keterampilan meliputi: mengklasifkasikan, membuat produk (proyek), dan melakukan inovasi. Selanjutnya, 8 (delapan) kearifan lokal dan budaya tersebut juga mengandung ranah sikap spiritual dan sosial (Penguatan Pendidikan Karakter).
Downloads
References
Alimah S & Aditya Marianti. (2016). Jelajah alam sekitar: pendekatan, strategi, model, dan metode pembelajaran biologi berkarakter untuk konservasi. Semarang: UNNES.
Alimuddin A. (2014). Penilaian dalam kurikulum 2013. Prosiding Seminar Nasional Universitas Cokroaminoto Palopo. 1 (1): 23-33.
Annajih MZH, Kartika Lorantina, & Hikmah Ilmiyana. (2017). Konseling multi budaya dalam penanggulangan radikalisme remaja. Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling, 1(1): 280-291.
Asrori A. (2015). Radikalisme di Indonesia. Kalam: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam. 253-268.
Budiman L. (2016). Pergeseran makna bentuk sajian tari dolalak mlaranan periode 1980-2015. Skripsi. On line at http://repository.uksw.edu [diakses 25 April 2018, pukul 08.31 WIB].
Herlambang YT. (2015). Pendidikan kearifan etnik dalam mengembangkan karakter. EDUHUNMANIORA: Jurnal Pendidikan Dasar. 7(1):1-11.
Herlanti Y. (2015). Analisis domain pengetahuan dan kognitif pada kurikulum indonesia tahun 1984-2013 mata pelajaran biologi sekolah menengah atas. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015. 304-308.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2016). Konsep dasar penguatan pendidikan karakter: Senang belajar di rumah kedua. Pedoman. On line at http://alihfungsi.gtk.kemdikbud.go.id [diakses tanggal 27 April 2018, pukul 10.12 WIB].
Lutvaidah U. (2015). Pengaruh metode dan pendekatan pembelajaran terhadap penguasaan konsep matematika. Jurnal formatif, 5 (3): 279-285.
Maridi. (2015). Mengangkat budaya dan kearifan lokal dalam sistem konservasi tanah dan air. Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS. 20-39.
Mustofa M & Barkah Lestari. (2009). Media pembelajaran mata kuliah perencanaan pembelajaran ekonomi. Materi Kuliah Jurusan Pendidikan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta. 1-11.
Padur NN, Shirley YVI Goni, & Hendrik W Pongoh. (2017). Cultural local islamicity farkawawin biak in village syabes district of yendidori regency of biak numfor. E-Journal Acta Diurna, VI (2): 1-13.
Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 69 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah atas/madrasah aliyah kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah menengah atas/madrasah aliyah. (2013). (1-253).
Permatasari BA. (2014). Eksistensi kesenian incling dalam era modernisasi (studi kasus di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo). Jurnal Sosialitas: Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant, 4 (1):1-12.
Pranoto A. (2010). Budaya Purworejo. Online at http://budayapurworejo.blogspot.co.id [diakses 25 April 2018, pukul 15.12 WIB].
Pranoto A. (2010). Kesenian incling Desa Semagung Kecamatan Bagelen. Online at http://budayapurworejo.blogspot.co.id [diakses 25 April 2018, pukul 16.13 WIB].
Ruslan I. (2015). Penguatan ketahanan budaya dalam menghadapi derasnya arus budaya asing. Jurnal TAPIs, 11 (1): 1-19.
Sidiq TA. (2016). Tradisi jolenan di Desa Somongari Kecamatan Kaligesing Kabupaten Purworejo. Skripsi. On line at http://digilib.uin-suka.ac.id [diakses 25 April 2018, pukul 11.13 WIB].
Sigit A. (2016). Tradisi grebeg lowano dihidupkan kembali. Online at https://krjogja.com [diakses 16 Maret 2019, pukul 10.55 WIB].
Simbolon PP, Hairida Harida, & Ifriani Harun. (2016). Deskripsi kemampuan psikomotik siswa praktikum kelarutan dan hasil kelarutan (ksp) kelas xi ipa. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 5 (4): 1-14.
Sufairoh S. (2016.) Pendekatan saintifik & model pembelajaran. Jurnal Pendidikan Profesional, 5 (3): 116-125.
Sugiharto T. (2010). Kambing ras Kaligesing. On line at http://www.kambingetawa.org [diakses 29 April 2018, pukul 18.35 WIB].
Sutarto D. (2016). Kearifan budaya lokal dalam pengutan tradisi malemang di tengah masyarakat modernisasi di Sungai Keruh Musi Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Dimensi Universitas Riau Kepulauan, 5 (3): 1-20.
Tiarasari R. (2017). Geblek hingga clorot, 5 kuliner sedap khas Purworejo Jateng ini buatmu ketagihan. Online at http://travel.tribunnews.com [diakses 29 April 2018, pukul 15.01 WIB].
Tim ICT. (2019). Peta Kabupaten Purworejo. Online at http://pa-purworejo.go.id [diakses 16 Maret 2019, pukul 11.30 WIB].
Ufie A. (2016). Mengonstruksi nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) dalam pembelajaran muatan lokal sebagai upaya memperkokoh kohesi sosial (studi deskriptif budaya Niolilieta masyarakat adat Pulau Wetang Kabupaten Maluku Barat Daya, Propinsi Maluku). Jurnal Pendidkan dan Pembelajaran, 23 (2): 79-89.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). (1-38).