IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIK DAN PRESTASI BELAJAR MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 2 PATEAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013
Keywords: implementasi
Abstract
Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar di kelas VII khususnya VII-A SMP Negeri 2 Patean, selama ini guru jarang melakukan variasi pada pembelajaran di kelas dan kurang memberikan tantangan kepada siswa bahkan belum pernah menerapkan Pembelajaran pemecahan masalah dengan pendekatan saintifik. Permasalahan dalam penelitian ini, apakah pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik dan prestasi belajar siswa pada materi bangun datar segiempat bagi siswa kelas VII-A.Untuk membahas permasalahan di atas, maka dilakukan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, masing-masing terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan tes akhir siklus. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII-A SMP Negeri 2 Patean yang berjumlah 25 siswa dengan komposisi 13 siswa putra dan 12 siswa putri. Indikator dalam penelitian ini adalah (1) Kemampuan berpikir kreatif matematik siswa rata-rata minimal pada kategori cukup kreatif, (2) Sekurang-kurangnya lebih dari 75% siswa kemampuan berpikir kreatif matematik siswanya termasuk kategori cukup kreatif, (3) Prestasi belajar siswa rata-rata mencapai batas minimal KKM yaitu 70, (4) Sekurang-kurangnya lebih dari 75% siswa prestasi belajarnya mencapai batas minimal KKM yaitu 70. Pada kondisi awal (pra-siklus) kemampuan berpikir kreatif matematik siswa dengan level sangat kreatif 0 siswa (0%), kreatif 2 siswa (8%), cukup kreatif 6 siswa (24%), kurang kreatif 8 siswa (32%), dan tidak kreatif 9 siswa (36%). Pada siklus I terjadi peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematik siswa level sangat kreatif 1 siswa (4%), kreatif 7 siswa (28%), cukup kreatif 9 siswa (36%), kurang kreatif 5 siswa (20%), dan tidak kreatif 3 siswa (12%). Pada siklus II lebih meningkat, siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematik level sangat kreatif 2 siswa (8%), level kreatif 9 siswa (36%), cukup kreatif 9 siswa (36%), kurang kreatif 3 siswa (12%), dan tidak kreatif 2 siswa (8%). Pada Siklus II banyak siswa dengan kemampuan berpikir kreatif matematika minimal level cukup kreatif ada 20 siswa (80%). Pada kondisi awal (pra-siklus) nilai tertinggi prestasi belajar siswa 80, nilai terendah 40, rata-rata nilai 60, dan ketuntasan klasikal 32% atau hanya 8 siswa yang mampu mencapai nilai di atas KKM 70. Pada Siklus I, nilai tertinggi prestasi belajar siswa 90, nilai terendah 45, dengan rata-rata nilai 68, dan ketuntasan klasikal 68% atau hanya 17 siswa yang mampu mencapai nilai di atas KKM 70. Sehingga masih ada 8 siswa atau 32% yang nilai prestasi belajarnya di bawah KKM. Pada siklus II meningkat menjadi nilai tertinggi prestasi belajar siswa 95, nilai terendah 50, dengan rata-rata nilai 75, dan ketuntasan klasikal 80% atau 20 siswa telah mampu mencapai nilai di atas KKM 70 namun masih ada 5 siswa atau 20% yang nilai prestasi belajarnya di bawah KKM. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan Pembelajaran Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Saintifik dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematik dan prestasi belajar siswa.
Downloads
References
Arends, R.I. (2008). Learning to Teach. Belajar untuk Mengajar. Buku Dua. Edisi Ketujuh. Terjemahan oleh Drs. Helly Prajitno Soejipto, M.A. dan Dra. Sri Mulyantini Soejipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dwijanto. (2007). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Komputer Terhadap Pencapaian Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kreatif Matematik Mahasiswa. Disertasi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Herisyanti, (2007). Pembelajaran Matematika Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII-E SMPN 39 Bandung Pada Pokok Bahasan Perbandingan). Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0613107-102652/ [accessed 25/12/2008]
Hudoyo, H., (1988). Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Hudoyo, H., (2001). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Common Text Book (Edisi Revisi). Malang: Universitas Negeri Malang.
Johnson, E.B. (2008). Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Penterjemah Ibnu Setiawan. Bandung: Mizan Learning Center (MLC).
NCTM, (2000). Principles and Standards for School Mathematics. Reston: NCTM
Orton, A., (1991). Learning Mathematics: Issues, Theory and Classroom Practice. What Cognitif Demands Are Made in Learning Mathematics? Caseel: University of Leeds Centre for Studies Science and Mathematics Education.
Siswono, T.Y.E., (2007). Penjenjangan Kemampuan Berpikir Kreatif dan Identifkasi Tahap Berpikir Kreatif Siswa dalam Memecahkan dan Mengajukan Masalah Matematika. http://tatagyes.wordpress.com/abstrak-disertasi/. [accessed 26/7/2008]
Sobel, M.A. dan Evan M.M., (2004). Mengajar Matematika Sebuah Buku Sumber Alat Peraga, Aktivitas, dan Strategi. Untuk Guru Matematika SD, SMP, SMA. Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Sudiarta, I.G.P., (2007). Pengembangan Pembelajaran Berpendekatan Tematik Berorientasi Pemecahan Masalah Matematika Terbuka untuk Mengembangkan Kompetensi Berpikir Divergen, Kritis dan Kreatif. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 069-November 2007.
http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/069/editorial_j69. html. [accessed 20/7/2007]
Tall, D. (ed). (1991). Advanced Mathematical Thinking. Dordrecht: Kluwer Academic Publishers.
Winataputra, Udin S. (2005). Buku Materi Pokok PGSD2201/4SKS/Modul1-12. Strategi Belajar Mengajar. Edisi kesatu. Jakarta: Universitas Terbuka.