PENDIDIKAN ETIKA UNTUK ANAK JALANAN DI KOTA MADIUN
Keywords: anak jalanan, educational ethics, pendidikan etika, street children
Abstract
The aim of inventory the factors of street children and identify appropriate handling by ethics education. Survey method of data collecting technique is by questioner and limited interview. Data were analyzed by descriptive qualitative. The result showed that the dominant factor of street children are economic and parental education low levels and their job street musician, construction waiter, pedicab driver and casual laborers. Right now street children work as the rental canvas shelters, deliverying drink and foods singing in door to door in their vilages, and in the bus. Their income per day is about Rp20.000 just for their need, such as, to pay the play station, buy cigarettes, eat, and alcohols drink.Based on the result of the study showed that 100% of street children agree to behave good ethics, such as, maintain their good health, maintain their ethics in the street, when they work, execute commands with good faith, instill their self confidence, avoid malicious behavior, stealing, hurting others, and fight.
Tujuan penelitian ini adalah menginventarisasi faktor adanya anak jalanan (anjal) dan mengidentifikasi bentuk penanganannya melalui pendidikan etika. Metodenya survei, teknik pengumpulan data dengan angket dan wawancara terbatas. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor dominan adanya anak jalanan adalah faktor ekonomi dan pendidikan orang tua yang rendah, pekerjaannya sebagai pengamen, kuli bangunan, tukang becak dan pekerja serabutan. Sekarang, anak jalanan ada yang bekerja di persewaan terop, mengantarkan makanan itik, mengamen di kampung dan di Bus. Penghasilan sekitar Rp.20.000 per hari untuk kebutuhan sendiri, seperti; biaya main playstation, membeli rokok, membeli miras, dan makan. Penanganan dengan pengarahan, mengisi angket. Hasilnya 100% anjal setuju melakukan etika yang baik misalnya menjaga kesehatan, etika waktu mengamen, waktu di jalan, waktu di tempat kerja, dan yang berkaitan dengan agama menanamkan kepercayaan diri menghindari perilaku jahat, mencuri, menyakiti orang lain, dan berkelahi.
Downloads
References
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan1999. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kerap, Sony, A. (1998). Etika Bisnis Tuntutan Dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius.
Magnis, Franz, & Suseno. (2000). 12 Tokoh etika abat ke-20. Yogyakarta: Kanisius.
Peraturan Daerah Kota Madiun. Nomor 8 Tahun 2006.
Suyanto, B. (2003). Masalah sosial anak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.