FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH
Keywords: compulsory education, education, logistic regression, pendidikan, putus sekolah, regresi logistik, school dropout, wajib belajar
Abstract
To improve the quality of human resources, the development of the education sector is very important.. Therefore, the Indonesian government has established a 12-year compulsory education program to create quality human resources. However, education participation at the secondary level needs to be increased, and the dropout rate needs to be controlled. This study uses secondary data from the March 2019 National Socio-Economic Survey (Susenas) to identify variables that affect the dropout rate for students ages 7 to 18 years in Aceh. In addition, the purpose of this study is to determine the probability of school dropouts by certain characteristics. The analysis used is logistic regression, which is a method that explains the relationship between the dichotomous response variable and a set of categorical explanatory variables. The result shows that the six variables selected were able to explain the variation of dropouts with a significance level of 5 percent. These variables are the education of household head, Kartu Indonesia Pintar/Program Indonesia Pintar (KIP/PIP) ownership, household size, working children, poverty, and urban-rural classification. The most dominant independent variable is ownership of KIP/PIP.
Pembangunan di bidang pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalamm eningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan program wajib belajar 12 tahun agar tercipta SDM yang berkualitas. Namun, partisipasi sekolah pada tingkat sekolah menengah perlu ditingkatkan agar angka putus sekolah dapat ditekan. Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Aceh menggunakan data Susenas Maret 2019 dengan tujuan mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi angka putus sekolah pada usia 7–18 tahun. Selain itu, dapat juga untuk mengetahui probabilitas anak putus sekolah dengan karakteristik tertentu. Analisis yang digunakan adalah regresi logistik, yaitu suatu metode yang menerangkan hubungan antara variabel respon dikotomi dan satu set variabel penjelas katagori. Enam variabel yang dipilih mampu menjelaskan variasi anak putus sekolah dengan tingkat signifikan 5%. Variabel tersebut adalah pendidikan kepala rumah tangga, kepemilikan KIP/PIP, jumlah anggota rumah tangga, anak yang bekerja, kemiskinan, dan daerah tempat tinggal. Variabel yang paling dominan adalah kepemilikan KIP/PIP.
Downloads
References
Arsitin, N. F. (2015). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap anak putus sekolah tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Bondowoso. Jurnal Pendidikan Geografi, 1(2017), 513–515. https://doi.org/10.1136/ bmj.2.2017.513.
Asmara, Y., & Sukadana, I. (2017). Mengapa angka putus sekolah masih tinggi? (Studi Kasus Kabupaten Buleleng Bali). E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 5(12), 1347–1383.
Astari, G. A. R., Srinadi, I. G. A. M., &Susilawati, M. (2013). Pemodelan jumlah anak putus sekolah di Provinsi Bali dengan pendekatan semi-parametric geographically weighted poisson regression. E-Jurnal Matematika, Vol. 2(3), 29. https://doi.org/10.24843/mtk.2013.v02.i03.p045.
Badan Pusat Statistik Indonesia. (2019). Indikator kesejahteraan rakyat 2019: Infrastructure development in Indonesia. 270. https://doi.org/4102004.
Cahyani, N. K. A. S., Suciptawati, N. L. P., &Sukarsa, K. G. (2019). Identifikasi faktor yang memengaruhi anak putus sekolah di Kabupaten Badung. E-Jurnal Matematika, Vol. 8(4), 289. https://doi.org/10.24843/mtk.2019. v08.i04.p267.
Hasanah, Y. M., &Safruddin. (2017). Evaluasi program wajib belajar 12 tahun pemerintah daerah Kota Yogyakarta. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, Vol. 5(2), 228–239.
Irwan Gani & Siti Amalia.(2015). Alat analisis data: Aplikasi statistik untuk penelitian bidang ekonomi dan sosial (Revisi). Andi.
Kamsihyati, Titik, Sutomo, S. F. (2016). Kajian faktor-faktor penyebab anak putus sekolah di Desa Jangrana Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Geo Edukasi, Vol. 5(1), 16–21.
Malik, H. K., & Sumarno, S.(2016). Kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak untuk menyelesaikan program wajar 9 tahun. Jurnal Pendidikan Dan Pemberdayaan Masyarakat, Vol. 3(1), 38. https://doi.org/10.21831/jppm. v3i1.8061.
Mujiati, M., Nasir, N., & Ashari, A. (2018). Faktor-faktor penyebab siswa putus sekolah. Didaktis: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, Vol. 18(3), 271–281. https://doi.org/10.30651/didaktis.v18i3.1870.
Saepuloh, D., & Suherman, A. (2018). Analisis penyebab angka putus sekolah Kota Tangerang. Jurnal Penelitian Dan Karya Ilmiah, Vol. 2(XVIII), 98–111.
Santika. (2020). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi akademik mahasiswa. Jurnal Pendidikan, Vol. 21(1), 1–17. https://doi.org/10.33830/jp.v21i1. 704.2020.
Wassahua, S. (2016). Analisis faktor-faktor penyebab anak putus sekolahdi Kampung Wara Negeri Hative Kecil Kota Ambon. Al - Iltizam, Vol. 1(2), 93–113. https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/ALT/article/view/199.