PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA MATERI PANAS
Keywords: cooperative learning, kooperatif, media & pembelajaran IPA, media & science teaching
Abstract
As one of the teaching method, cooperative learning can be applied in teaching Science in Elementary School. The class is arranged in small groups and the teacher gives the instructions based on the purpose of teaching and learning. Those small groups will do the assignments so that all of students can understand the matter. The Cooperative Learning can be applied in every stages of age. Cooperative Learning also opens the wide opportunity to work together in a group and solve the problem cooperatively, the competence that is expected to support the concept of working together. Recently, there are many teachers in Elementary School applied the reward and punishment as the Competition Method for teaching and giving remarks. In this method, the students are trying to be the best. The teacher also gives reward or punishment to motivate students. This technique is based on the Behaviorism Theory or Stimulus-Response. The main purpose of evaluation in Competition Method is to give the ranks from the top to the bottom. The categories can be divided into average students, the intelligent students and the failure students. The negative side of this method is that the students will spent almost of their twelve years of basic education phase to be the average students, without ever having the feeling of being the intelligent students. Meanwhile, the positive side is that it can improve the students motivation to be active in the classroom.
Sebagai sebuah model pengajaran, pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Kelas diatur ke dalam kelompok-kelompok kecil dan guru memberikan petunjuk berkenaan dengan tujuan yang hendak dicapai. Kelompok kecil ini bekerja melalui tugas hingga semua kelompok berhasil memahami dan menyelesaikan tugas tersebut. Pembelajaran kooperatif dapat diterapkan pada semua tugas dalam berbagai kurikulum untuk segala usia siswa. Pembelajaran kooperatif memberikan cara bagi para siswa mempelajari keterampilan hidup antar pribadi yang penting dan mengembangkan kemampuan untuk bekerja secara kolaboratif, perilaku yang secara khusus diinginkan oleh sebagian besar organisasi untuk mendukung konsep kerja sama. Dewasa ini yang terjadi di sekolah, banyak guru menggunakan sistem kompetisi dalam pengajaran dan penilaian siswa. Dalam model pembelajaran kompetisi, siswa belajar dalam suasana persaingan. Tidak jarang pula, guru memakai imbalan dan ganjaran sebagai sarana untuk memotivasi siswa dalam memenangkan kompetisi sesama siswa. Teknik imbalan dan ganjaran yang didasari oleh teori behaviorisme atau stimulus-respon ini, banyak mewarnai sistem penilaian hasil belajar. Tujuan utama evaluasi dalam model pembelajaran ini adalah menempatkan siswa dalam urutan mulai dari yang paling baik sampai dengan yang paling jelek. Pola penilaian biasanya, menempatkan sebagian besar siswa dalam kategori rata-rata, beberapa anak dalam kategori berprestasi, dan beberapa lagi sebagai calon tidak lulus. Akibat langsung pola penilaian semacam ini adalah sebagian besar anak harus melewati sedikitnya 12 tahun dalam masa hidup mereka sebagai anak yang rata-rata atau biasa-biasa saja. Siswa tidak pernah merasakan kebanggaan sebagai anak berprestasi. Secara positif, model kompetisi bisa menimbulkan rasa cemas yang bisa memacu siswa untuk meningkatkan kegiatan belajarnya. Sedikit rasa cemas memang mempunyai korelasi positif dengan motivasi belajar.
Downloads
References
Cafrey,S. J.W. (1991). psikologi pendidikan salemba humaniora. Jakarta
Carin, A.A. & Sund, R.B. (1990). Theaching science throung discovery. Colombus: Merrill Publishing Company.
Dahar, R.W. (1989). Teori-teori belajar. Jakarta: Erlangga.
Darmodjo, H. dan Kaligis, Jenny, R.E. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Depdikbud. (1994). Kurikulum Sekolah Dasar. GBPP IPA Sekolah Dasar. Jakarta: Depdikbud.
Hopkins, D. (1995). A teachers guiede to classroom research. Philadelphia open University Press
Hudoyo. (1988). Media pengajaran. Jakarta: Depdiknas
Hurlock, E. B. (1994). Perkembangan Anak 1. Jakarta: Erlangga.
Rustaman, N. (2010). Materi dan pembelajaran IPA SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suyanto. (1996). Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK): Bagian Kesatu Pengenalan Penelitian Tidakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Dirjen Dikti Pendidikan Nasional.
Rutherford, F.J., & Ahlgren, A. (1990). Science for all Americans. New York: Oxford.
Semiawan. (1990). Dasar-dasar proses belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesima
Sukestiyarno. (2008). SPSS Pengolahan data penelitian. UNNES Press
Winkel, W.S. (1991). Psikologi pengajaran. Jakarta: Gramedia.