Pengaruh Variasi Tepung Tapioka Terhadap Tingkat kesukaan Bakso Ikan Bandeng (Channos channos Forsk) Presto
DOI:
https://doi.org/10.33830/fsj.v1i2.2075.2021Kata Kunci:
Bakso Ikan, Ikan Bandeng, Presto Duri LunakAbstrak
Modifikasi olahan ikan bandeng (Chanos chanos) presto duri lunak perlu dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah dan menghasilkan inovasi produk baru, salah satunya dalam bentuk bakso. Penambahan ikan bandeng presto pada pembuatan bakso diharapkan dapat menghasilkan bakso dengan aroma yang khas bandeng presto. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh substitusi variasi penambahan tepung tapioka terhadap tingkat kesukaan bakso bandeng presto. Uji organoleptik yang dilakukan meliputi analisis terhadap warna, aroma, rasa, dan kekenyalan serta pengujian daya umur simpan bakso ikan bandeng presto pada suhu ruang. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan metode pengujian uji skoring berdasarkan tingkat kesukaan konsumen. Faktor yang diteliti adalah persentase proporsi tepung tapioka terhadap bahan baku ikan bandeng presto yang terdiri dari tiga perlakuan yaitu Perlakuan P1 20 gram ; P2 30 gram ; P3 40 gram. Hasil uji organoleptik oleh 20 orang panelis dapat disimpulkan bahwa bakso bandeng presto yang disukai panelis secara keseluruhan adalah bakso bandeng presto dengan komposisi P2 dengan komposisi ikan bandeng presto : tepung tapioka sebesar 60 gr : 30 gr. Penyimpanan bakso di suhu ruang selama 12 jam menimbulkan perubahan warna.
Referensi
Adawiyah, A.R. dan Selviastuti, R. (2004). Serburia Suplemen Tulang Ikan Bandeng dengan Cangkang Kapsul Alginat untuk mencegah osteoporosis. Jurnal Ilmiah Mahasiswa, 4(1),53-59.
Arifudin, R. (1988). Bandeng Presto dalam Kumpulan Hasil Penelitian Teknologi Pasca Panen Perikanan. Jakarta. BPTP.
Fellows, P.J. (2016). Teknologi Pengolahan Pangan: Prinsip dan Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Hall, T.(2005). Bandeng Presto (Ikan Duri Lunak). http:/www.dev.p3internasional.org/groups/content/ind/tpa-1-2-8.html
Maharaja, L. (2008). Penggunaan Campuran Tepung Tapioka Dengan Tepung Sagu Dan Natrium Nitrat Dalam Pembuatan Bakso Daging Sapi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara.
Saparinto, C. (2007). Membuat Aneka Olahan Bandeng. Jakarta Penebar Swadaya.
Senjaya, K. dan Mustamu, R.H. (2013). Pengolahan dan Pengembangan Usaha pada Perusahaan Pengolahan Ikan Bandeng di Sidoarjo. Agora, 1(1).
Soekarto, S.T. (1990). Penilaian Organoleptik (untuk Industri Pangan dan Hasil Pertanian). Jakarta. Bharata Karya Aksara
Sudrajat, G. (2007). Sifat Fisik dan Organoleptik Bakso Daging Sapi dan Daging Kerbau dengan Penambahan Karagenan dan Khitosan. Skripsi. Institut Pertanian Bogor
Sudrajat, C. (2008). Bandeng Duri Lunak. Yogyakarta. Penerbit Kanisius.
Sugiharti, S. (2009). Pengaruh Perebusan Dalam Pengawet Asam Organik Terhadap Mutu Sensori Dan Umur Simpan Bakso. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor
Wibowo, S. (1996). Industri Pemindangan Ikan. Jakarta. Penebar Swadya.
Wibowo, S. (2003). Pembuatan Bakso Ikan dan Daging. Jakarta. Penebar Swadaya
Widyaningsih, T. D., dan E. S. Murtini. (2006). Alternatif Pengganti Formalin pada Produk Pangan. Trubus Agrisarana, Surabaya.
Winarno, F.G. (1997). Kimia Gizi dan Pangan. Jakarta. Gramedia.
Hak Cipta (c) 2021 Food Scientia: Journal of Food Science and Technology
Deprecated: Non-static method PKPApplication::getCCLicenseBadge() should not be called statically in /data/wwwroot/jurnal.ut.ac.id/cache/t_compile/fa9783fd765a849988085731b66c8d8c8432463d^addd65021fadf964339ab08cd1aa93ba59b14e9c_0.app.frontendobjectsarticle_details.tpl.php on line 503
Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.